Kejadian bocah batita ini direkam dan diunggah ke halaman Youtube oleh Solomon Underwood yang merupakan bibi si batita, demikian dikutip dari Today. Awalnya, si anak berjalan dengan saudaranya yang juga mengenakan pakaian serupa, rok pendek dan kaos lengan panjang berwarna merah muda.
Tapi, lama kelamaan si anak baru sadar ada bayangan dirinya di jalanan. Seperti melihat sosok yang menyeramkan, ia perlahan mundur dari bayangan tersebut. Karena itu bayangan, otomatis seakan-akan sosok hitam itu tetap mengikuti si batita. Tak pelak, ia pun menangis. Beruntung, si ibu berhasil menenangkannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anak Takut Gelap atau Fobia Gelap? Ini Bedanya
Dihubungi detikHealth, Rabu (15/3/2017), Anas menambahkan bahwa seseorang bisa takut pada gelap sampai dewasa. Untuk itu, perlu pembiasaan dan pengenalan lewat bermain sekaligus mengajari anak pengetahuan. Misalnya, bermain bayang-bayang dengan mengarahkan senter ke tembok dan membuat berbagai macam bentuk dengan tangan.
Dengan begitu, anak bisa belajar lebih familiar dengan bayangan. Selain itu, kata Anas, orang tua juga bisa mengenalkan atau menceritakan pada anak jika bayangan muncul karena ada cahaya yang tertutup.
"Nanti bisa dibuat juga aktivitas bermain pakai kertas mika warna-warni untuk menutup senter. Setelah itu senter dinyalakan dan disorot sehingga nanti bayangannya nggak hitam aja tapi ada warna lain seperti biru, merah, dan sebagainya," tutur wanita yang juga praktik di Klinik Petak Pintar, Mampang Prapatan ini.
Menurut Anas, sejak usia satu tahun, anak sudah bisa dikenalkan pada bayangan. Sehingga, tak jarang ada anak batita yang jadi 'hobi' mematikan dan menghidupkan saklar lampu. Sebab, saat itu dikatakan Anas anak memang sedang penasaran.
Baca juga: Cara Mengatasi Takut Gelap pada Anak
(rdn/up)











































