Susahnya Mengeluarkan Dahak untuk Periksa TB

Susahnya Mengeluarkan Dahak untuk Periksa TB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Jumat, 24 Mar 2017 12:04 WIB
Susahnya Mengeluarkan Dahak untuk Periksa TB
Foto: Foto: Uyung/detikHealth
Jakarta - Kedengarannya sepele, namun mengeluarkan dahak butuh teknik tertentu yang tidak semua orang menguasai. Buktinya, tidak sedikit pemeriksaan tuberkulosis (TB) yang gagal karena dahaknya tidak keluar.

"Nggak bisa, kering dahaknya nggak mau keluar. Kalau pagi bisa," kata Bambang, salah seorang pemilik los penjual buah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (24/3/2017).

Bambang akhirnya bisa mengeluarkan dahak dan memasukkannya ke dalam pot atau wadah plastik yang dibawa oleh relawan dan kader TB. Pria berusia 40 tahun ini memberikan dahaknya untuk diperiksa, karena ia sudah batuk selama beberapa pekan dan tidak sembuh-sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas saat meminta warga melakukan pemeriksaan dahak TB (Foto: Uyung/detikHealth)Petugas saat meminta warga melakukan pemeriksaan dahak TB (Foto: Uyung/detikHealth)

Soal kesulitan mengeluarkan dahak, Bambang tidak sendiri. Salah seorang kader TB dari Duren Sawit Jakarta Timur, Eko Rusmiyati mengatakan tidak semua suspek atau terduga TB yang terjaring dalam skrining bisa diperiksa. Dari 20 orang suspek yang ditemuinya di Pasar Induk Kramat Jati, hanya sekitar 3 orang yang bisa memberikan sampel dahaknya.

"Sebenarnya sih banyak yang ngeles aja. Kalau berusaha, ada tekniknya pasti bisa," kata Eko.

Baca juga: Kisah Pria yang Hampir 8 Tahun Dirawat di RS karena Tuberkulosis

Masalah serupa juga disampaikan oleh dr Citra, Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kramat Jati. Menurut dr Citra, hingga saat ini timnya telah berhasil menjangkau 5.703 orang untuk diskriking dan menemukan 344 suspek TB.

"Dari 344 suspek, 317 orang kita cek dahak dan hasilnya ditemukan 17 positif TB. Ada 27 yang belum diperiksa karena tidak bisa mengeluarkan dahak," kata dr Citra.

Pemeriksaan dahak dinilai penting dalam upaya mencapai target eliminasi TB pada 2035. Makin cepat ditemukan, infeksi TB makin mudah disembuhkan dengan pengobatan teratur. Sebaliknya jika tidak terdeteksi, maka tiap 1 pasien TB berpotensi menularkan kumannya ke 10-15 orang di sekitarnya.

Petugas kader TB dari Duren Sawit Jakarta Timur (Foto: Uyung/detikHealth)Petugas kader TB dari Duren Sawit Jakarta Timur (Foto: Uyung/detikHealth)


Baca juga: Pentingnya Perlindungan Diri untuk Cegah Penularan Tuberkulosis


(up/vit)

Berita Terkait