Psikolog anak, Elizabeth Santosa, menjelaskan bahwa untuk membantu membangun rasa percaya diri pada anak adalah dimulai dari diri orang tua itu sendiri. Salah satu contohnya adalah berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana pun anak pasti akan meniru apa yang orang tuanya lakukan.
"Children see, children do. Jadi orang tuanya itu berperilaku apa pasti anaknya ikut. Kalau anak dibuat percaya diri berarti dia harus lebih berani kan, berarti orang tuanya juga harus berani. Contoh yang bisa kita lakukan adalah kalau kita di tempat main, ada anak kecil, nah kita tanya 'hai adik...', jadi anak kita ngikut. Terus mama-mama itu bisa sempetin waktu lah untuk bisa aktif sama mama-mama lain", tutur Lizzie, panggilan akrabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia utarakan usai acara Cussons Bintang Kecil 5: Wujud Ekspresif Anak 'Tumbuh dengan Cinta' yang digelar di Atrium Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (26/3/2017).
Menurut Lizzie, kontak emosional dan fisik dengan orang lain dilakukan ini supaya orang tua dan anak bisa saling dekat dengan satu sama lain, kemudian orang tua pun tentunya bisa memonitor si buah hati.
Biasanya, orang tua yang serba berani melakukan sesuatu, berani berpendapat atau mengambil risiko, kemungkinan anak akan seperti itu pula.
"Mama yang pede biasanya jarang anaknya nggak pede. Pasti pede juga. Kecuali memang karakternya memang sudah pemalu dari awal. Tapi saya rasa semua itu bisa dilatih," pungkas Lizzie.
Baca juga: Cara Agar si Kecil Tumbuh Jadi Anak yang Percaya Diri
(hrn/vit)











































