Perhatikan Hal Ini Sebelum Konsumsi Kemoprofilaksis untuk Cegah Malaria

Perhatikan Hal Ini Sebelum Konsumsi Kemoprofilaksis untuk Cegah Malaria

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Sabtu, 01 Apr 2017 12:04 WIB
Perhatikan Hal Ini Sebelum Konsumsi Kemoprofilaksis untuk Cegah Malaria
Foto: Thinkstock
Jakarta - Saat hendak bepergian ke daerah endemis tinggi malaria, konsumsi kemoprofilaksis bisa dilakukan untuk mencegah terinfeksi parasit malaria. Namun, sebelum mengonsumsinya ada beberapa hal yang penting diperhatikan.

Seperti penuturan Ketua Komisi Ahli Diagnosis dan Pengobatan Malaria Prof Dr Inge Sutanto MPhil, saat ini sudah tidak lagi digunakan tablet kina sebagai kemoprofilaksis. Saat ini, digunakan doksisiklin atau sejenis antibiotik yang bisa didapatkan di apotek.

Doksisiklin diminum satu kali sehari, sehari sebelum perjalanan menuju daerah endemis tinggi malaria, selama di sana, dan 4 minggu setelah pulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada efek sampingnya, misalnya perut terasa nggak enak. Kemudian memang nggak boleh digunakan dalam waktu lama. Karena itu kan antibiotik, kalau dikonsumsi dalam waktu lama bisa mensupresi flora di dalam tubuh," kata Prof Inge kepada detikHealth di Kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/3/2017).

Jika terlupa mengonsumsi kemoprofilaksis, misalnya selama satu atau dua hari, apa efeknya? Dikatakan Prof Inge, kemungkinan level proteksinya akan turun. Pada dasarnya, diharapkan profilaksis tetap berada pada level optimal di dalam darah. Nah, ketika level proteksi kemoprofilaksis turun lantas tergigit nyamuk pembawa parasit malaria, kemungkinan orang tersebut terinfeksi lebih besar.

Baca juga: Tim IRS dan Kelambu Diandalkan untuk Eliminasi Malaria di Timika

Nah, mengapa kemoprofilaksis masih harus dikonsumsi empat minggu setelah pulang dari daerah endemis tinggi malaria, menurut Prof Inge sebagai antisipasi masa inkubasi parasit tersebut. Ia menambahkan, konsumsi kemoprofilaksis dianjurkan ketika pergi ke daerah endemis tinggi malaria. Sementara, di daerah endemis sedang atau rendah malaria upaya preventif yang bisa dilakukan yakni menggunakan pakaian tertutup, losion anti nyamuk, dan kelambu saat tidur.

Dalam kesempatan sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, drg Vensya Sitohang, M.Epid menekankan pentingnya peran masyarakat setempat untuk melakukan pencegahan malaria. drg Vensya mengungkapkan penting menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan memberantas tempat nyamuk hidup. Apalagi dikatakan drg Vensya, nyamuk anopheles yang merupakan vektor malaria senang tinggal di genangan air.

"Kita bisa menimbun genangan air atau sarang nyamuk, kemudian bersihkan lumut di mata air atau danau. Untuk mengurangi banyaknya nyamuk, kita bisa menebarkan ikan pemakan jentik, kepala timah, mujair di lagiun dan mata air sekitar rumah. Kemudian menyebarkan racun jentik nyamuk dan pengeringan dan penimbunan tempat perindukan atau berkembang biak," pungkas drg Vensya.

Baca juga: Sultan HB X Rasakan Gigitan Nyamuk Aedes aegypti Ber-wolbachia (rdn/vit)

Berita Terkait