Jakarta -
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang bisa dicegah. Sayangnya, banyaknya mitos yang beredar membuat upaya pencegahan kanker serviks tak maksimal.
Apa saja mitos soal kanker serviks yang sudah terbukti tidak benar? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 di antaranya:
Baca juga: Menyoal Angka Harapan Hidup Pasien Kanker Serviks Seperti Jupe
1. Tak bisa bercinta
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
dr Toto Imam S SpOG (K)Onk dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan, berhubungan intim boleh saja dilakukan oleh pasien dengan kanker organ reproduksi.
Syaratnya, pasien boleh berhubungan intim setelah melewati waktu penyembuhan, yaitu tiga bulan setelah operasi.
"Boleh dilakukan walaupun kanker serviks juga. Tapi ingat, istri kalau ngerasa nggak nyaman jangan dipaksa kan ada cara lain seperti sentuhan, ciuman dan pelukan," ucap dr Toto.
2. Tidak bisa dicegah
Foto: Thinkstock
|
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang justru bisa dicegah dengan pemeriksaan dini. Pemeriksaan dini dengan tes IVA dan Papsmear merupakan bentuk pencegahan kanker serviks yang optimal.
"Jadi tidak perlu ke RS. IVA memang lebih sederhana daripada papsmear tapi kalau ditemukan ada gejala kanker serviks saat IVA maka hanya akan dikryoterapi dan bisa terhindar dari kanker serviks," ujar Menkes Nila Moeloek.
Selain papsmear dan tes IVA, vaksinasi HPV juga merupakan salah satu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini.
3. Vaksin HPV picu menopause dini
Foto: Thinkstock
|
Vaksin HPV (Human Papilloma Virus) diberikan untuk mencegah kanker serviks, satu-satunya jenis kanker yang telah dipastikan penyebabnya adalah infeksi virus. Diberikan sebanyak 3 kali, vaksin ini dianjurkan terutama pada remaja putri mulai usia SD.
"Ini menyeramkan! Info dari kawan-kawan: vaksin kanker serviks yang ditujukan kepada anak-anak SD ini akan menyebabkan menopause dini," demikian penggalan informasi hoax yang beredar.
Faktanya, vaksin HPV telah mendapat persetujuan dari WHO (World Health Organization). Dalam berbagai uji yang telah dilakukan, vaksin ini telah dijamin keamanannya dan risiko menopause dini tidak termasuk dalam efek samping yang perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Kabar Palsu Vaksin HPV Sebabkan Menopause Dini Bisa Ditangkis dengan Fakta
4. Pil KB bikin kanker serviks
Foto: thinkstock
|
Ada anggapan penggunaan pil KB jangka panjang bisa membuat leher rahim kering, yang nantinya menyebabkan kanker serviks.
"Penggunaan pil KB dengan kejadian kanker serviks pun tidak ada hubungannya. Hanya saja mungkin kalau orang pakai kontrasepsi dia bisa lebih 'bebas' untuk berhubungan intim sehingga risiko terinfeksi HPV bisa lebih besar," pungkas dr Boy Abidin SpOG(K).
dr Toto Imam S SpOG (K)Onk dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan, berhubungan intim boleh saja dilakukan oleh pasien dengan kanker organ reproduksi.
Syaratnya, pasien boleh berhubungan intim setelah melewati waktu penyembuhan, yaitu tiga bulan setelah operasi.
"Boleh dilakukan walaupun kanker serviks juga. Tapi ingat, istri kalau ngerasa nggak nyaman jangan dipaksa kan ada cara lain seperti sentuhan, ciuman dan pelukan," ucap dr Toto.
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang justru bisa dicegah dengan pemeriksaan dini. Pemeriksaan dini dengan tes IVA dan Papsmear merupakan bentuk pencegahan kanker serviks yang optimal.
"Jadi tidak perlu ke RS. IVA memang lebih sederhana daripada papsmear tapi kalau ditemukan ada gejala kanker serviks saat IVA maka hanya akan dikryoterapi dan bisa terhindar dari kanker serviks," ujar Menkes Nila Moeloek.
Selain papsmear dan tes IVA, vaksinasi HPV juga merupakan salah satu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini.
Vaksin HPV (Human Papilloma Virus) diberikan untuk mencegah kanker serviks, satu-satunya jenis kanker yang telah dipastikan penyebabnya adalah infeksi virus. Diberikan sebanyak 3 kali, vaksin ini dianjurkan terutama pada remaja putri mulai usia SD.
"Ini menyeramkan! Info dari kawan-kawan: vaksin kanker serviks yang ditujukan kepada anak-anak SD ini akan menyebabkan menopause dini," demikian penggalan informasi hoax yang beredar.
Faktanya, vaksin HPV telah mendapat persetujuan dari WHO (World Health Organization). Dalam berbagai uji yang telah dilakukan, vaksin ini telah dijamin keamanannya dan risiko menopause dini tidak termasuk dalam efek samping yang perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Kabar Palsu Vaksin HPV Sebabkan Menopause Dini Bisa Ditangkis dengan Fakta
Ada anggapan penggunaan pil KB jangka panjang bisa membuat leher rahim kering, yang nantinya menyebabkan kanker serviks.
"Penggunaan pil KB dengan kejadian kanker serviks pun tidak ada hubungannya. Hanya saja mungkin kalau orang pakai kontrasepsi dia bisa lebih 'bebas' untuk berhubungan intim sehingga risiko terinfeksi HPV bisa lebih besar," pungkas dr Boy Abidin SpOG(K).
(mrs/up)