"Jadi keputihannya kayak pipis gitu. Kayak pas haid, deras, kan terasa ser-ser gitu ya. Nah ini kayak gitu, cuma cairannya bening dan nggak berbau. Sampai saya pakai softex," kata Elly. Lantas, apa kata dokter soal hal ini mengingat keputihan yang merupakan gejala kanker serviks umumnya berkepanjangan dan berbau?
dr Kartiwa Hadi Nuryanto SpOG(K)Onk dari Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri Ginekologi RS Cipto Mangunkusumo mengatakan kanker serviks yang dialami Elly merupakan stadium awal. Sehingga, bisa saja keputihannya tidak berbau. Lain halnya jika stadium kanker yang ditemukan makin lanjut, keputihan makin berbau bahkan bisa ditambah dengan keluhan pendarahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jupe Pakai Oksimetri di Ibu Jari, Apa Fungsinya?
dr Kartiwa menambahkan, sebenarnya keputihan yang banyak juga merupakan keadaan yang tidak normal dan semestinya, wanita melakukan pengecekan ke dokter. Dikatakan dr Kartiwa, memang keputihan dalam bahasa kedokteran selama tidak berbau, tidak berubah warna, dan tidak menyebabkan rasa gatal, normal-normal saja.
"Tapi seorang wanita merasa tiap ada yang keluar itu dianggap keputihan. Saat terjadi keputihan langkah pertama yang dipikirkan ini karena kecapekan mungkin. Padahal kalau dianggap nggak normal mestinya diperiksakan," tutur dr Kartiwa.
Walaupun, memang bisa saja hal lain yang jadi penyebabnya. Misalnya gangguan hormon atau kelelahan. Namun, dengan melakukan pemeriksaan ke dokter, kata dr Kartiwa bisa dipastikan penyebab keputihan berkepanjangan tersebut, walaupun tidak berbau.
Ia juga mengingatkan, sebagai upaya deteksi dini kanker serviks, pap smear maupun IVA (Inspeksi Vagina dengan Asam Asetat) tidak dilakukan berdasarkan keluhan. Dengan kata lain, tanpa ada keluhan perlu melakukannya secara berkala.
Baca juga: Selain untuk Deteksi Dini, IVA dan Pap Smear Juga Bisa Cegah Kanker Serviks
(rdn/vit)











































