Nutrisionis dari Lagizi, Jansen Ongko, MSc, RD menyebutkan bahwa tipe tersebut adalah lemak terhidrogenasi dan lemak trans. Jenis-jenis lemak ini wajib dihindari karena dapat memicu berbagai penyakit berbahaya bagi tubuh. Apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan.
"Contoh sumber makanan yang tinggi akan kedua lemak tidak sehat ini adalah daging olahan seperti kornet, sosis, gorengan dan hampir seluruh jenis junk food," ungkap Jansen dalam bukunya: 'Fit Teens Diary'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk hidup sehat, lemak yang sebaiknya dikonsumsi yakni lemak hewani dan lemak nabati yang alami. Lemak hewani yang dianjurkan Jansen antara lain daging ikan, susu, yoghurt dan keju. Sementara itu, sumber lemak nabati yang baik dianjurkan yakni kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat.
Asupan lemak makanan adalah 20-35 persen dari kebutuhan kalori harian. Untuk memenuhinya, akan jauh lebih baik jika Anda mengonsumsi sumber makanan lemak sehat dalam jumlah secukupnya.
Nah, apa yang terjadi ketika asupan lemak terlalu rendah atau terlalu tinggi? Jansen menjelaskan, asupan lemak yang terlalu sedikit dapat mengganggu fungsi tubuh, menghambat penyerapan gizi penting serta membuat Anda kesulitan mengatur nafsu makan.
"Jika terlalu banyak mengonsumsi lemak, maka dengan mudah akan terjadi kelebihan kebutuhan kalori harian. Jika tidak banyak bergerak dan kegiatan, kelebihan lemak juga bisa mengakibatkan kelebihan berat badan," imbuh Jansen.
Baca juga: Nafsu Makan Naik Jelang Haid, Pertanda Gangguan Hormonal?
(ajg/vit)











































