Pasutri Perlu Tahu, 5 Hal Soal Bercinta di Bulan Puasa

Pasutri Perlu Tahu, 5 Hal Soal Bercinta di Bulan Puasa

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 29 Mei 2017 19:35 WIB
Pasutri Perlu Tahu, 5 Hal Soal Bercinta di Bulan Puasa
Foto: thinkstock
Jakarta - Di bulan Ramadan, bukan berarti pasangan suami istri (pasutri) tidak bisa menjalin keintiman dengan melakukan hubungan intim. Namun, memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasutri soal bercinta di bulan puasa.

Seperti dirangkum detikHealth, berikut ini hal-hal yang penting diperhatikan pasutri seoal kegiatan bercinta yang dilakukan di bulan Ramadan.

Baca juga: 4 Alasan Umum Kenapa Pasangan Malas Bercinta

1. Gairah pasutri bisa saja turun

Foto: thinkstock
Praktisi kesehatan seksual dari Universitas Tarumanagara, dr Andri Wanananda, MS mengatakan pada dasarnya gairah bercinta pasutri bisa saja menurun dan itu artinya kebugaran jasmani salah satu atau kedua pasangan sedang menurun.

"Bisa juga karena galau ataupun stres, sehingga hormon yang mempengaruhi sedang tidak bekerja dengan baik," katanya kepada detikHealth.

Sementara, dr Nugroho Setiawan, SpAnd dari RSUP Fatmawati mengungkapkan tak ada masalah jika rutinitas bercinta cenderung menurun di bulan puasa. Hanya saja faktor utamanya bukanlah karena puasa itu sendiri, melainkan ha lain.

"Bisa jadi kondisi kesehatan yang menurun, ada pikiran, dan ketertarikan yang kurang," kata dr Nugroho.

2. Menyiasati gairah seks yang muncul ketika puasa

Ilustrasi hobi (Foto: Iin Yumiyanti/detikX)
dr Andri menuturkan, di bulan puasa, gairah bercinta yang seharusnya tersalurkan sebaiknya dialihkan dengan kegiatan lain. Misalnya, dengan melakukan hobi. Jika suka menggambar, maka bisa dialihkan dengan menggambar, menonton atau ke hal spiritual seperti berdzikir.

Sedangkan, dr Nugroho mengingatkan jangan mengonsumsi obat penurun libido atau penahan nafsu lainnya, meskipun hasrat seksual memang harus dibendung selama berpuasa. Lagipula ketika gairah seks bisa terbendung, pada dasarnya secara psikis kondisi ini dapat menghasilkan seks yang berkualitas. Selain itu, dr Nugroho menegaskan tidak ada efek apapun yang akan dirasakan tubuh akibat menahan gairah bercinta.

"Menggunakan obat penurun libido itu justru ke depannya akan berakibat berkepanjangan pada kesehatan reproduksi," timpal pakar rehabilitasi seksual, dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpKFR.

3. Menjaga rutinitas bercinta di bulan puasa

Foto: ilustrasi/thinkstock
"Yang perlu diperhatikan ada dua, pola makan atau jam tidur. Jam tidur untuk mereka yang berumur 40-50 tahun ke atas adalah minimal 5 jam. Namun untuk bisa memenuhi kebutuhan seksual, memastikan tidur selama 8 jam semalam dapat membantu mewujudkannya," tutur dr Andri.

Kedua, pasutri diminta menjaga pola makan, kalau perlu meminum suplemen dan vitamin lain. Sangat disarankan juga untuk mengurangi rokok, termasuk minum minuman beralkohol. dr Andri lagi-lagi juga mengingatkan pentingnya olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh pasangan, yaitu minimal empat kali sepekan, masing-masing selama 30 menit.

"Lalu lakukan kegiatan spiritual seperti sholat dan berzikir, karena berpuasa dalam ilmu medis sangat bagus sekali dalam menyeimbangkan tubuh," saran dr Andri.

Sementara, dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS. Pada dasarnya setiap pasangan akan kekurangan waktu istirahat selama bulan puasa. Untuk itu, agar keduanya punya kesiapan fisik untuk berhubungan, maka harus dipastikan jam tidurnya memadai.

"Cobalah bercinta setelah buka puasa. Setelah itu jika memang sudah mengantuk, cobalah untuk tidur dengan sebelumnya mandi air hangat agar lebih rileks," sarannya.

Kemudian pasutri diminta bangun sebelum makan sahur, misal sekitar jam 3 atau setengah 4 pagi dan mulai bercinta lagi, lalu baru mulai sahur. Setelah sahur dan shalat Subuh, keduanya dipersilakan untuk tidur kembali.

4. Mengatur waktu bercinta

Foto: iStock
Menurut psikolog seksual Zoya Amirin, M.Psi., pasangan bisa memilih waktunya sendiri untuk berhubungan, terutama untuk mengantisipasi jika keduanya memiliki jam kerja yang berbeda. Lagipula seks dirasa akan lebih menggairahkan apabila kedua pihak tidak merasa terbebani sekaligus dalam kondisi fisik yang prima.

"Diatur saja habis tarawih atau kapan. Pasangan yang lebih tahu waktu yang paling nyaman untuk mereka. Tapi jangan terlalu jadi patokan, yang ada malah bikin stres," kata Zoya.

Ditambahkan dr Andri, setelah berbuka biasanya menjadi waktu yang dipilih pasangan untuk curi-curi waktu bercinta selama bulan puasa. Akan tetapi diingatkan kembali oleh dr Andri, salah satu aspek terpenting dari hubungan seks adalah dalam suasana tenang.

"Tidak boleh terganggu atau mengganggu aktivitas orang lain, misal sehabis berbuka yang seharusnya tarawih itu ngga bisa, karena kegiatan spiritual terganggu. Kedua aspek harus seimbang," tegasnya.

5. Ketika suami dan istri sama-sama bekerja shift malam

Foto: thinkstock
Dijelaskan dr Andri hubungan intim di bulan puasa masih bisa dilakukan oleh pekerja shift malam di sela-sela waktunya. Misal sebelum berangkat kerja.

"Dari buka sampai Subuh kan boleh, di sela-sela itu silakan lakukan," katanya.

Yang tak kalah penting, menurut dr Andri, hubungan seks baru bisa dilakukan asal memenuhi tiga aspek kesehatan seksual. Pertama, dilakukan atas kehendak bersama. Kedua, bugar jasmani, kalau salah satu sakit maka tidak boleh.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah hubungan seks dilakukan dalam suasana privasi yang tenang, tidak boleh terganggu ataupun mengganggu aktivitas orang lain, misal saat ibadah shalat Tarawih.

Nah, dr Boyke mengatakan untuk pekerja shift malam masih bisa menyempatkan waktu untuk bercinta setelah makan sahur dan sebelum imsak. Menurut dr Boyke, cobalah melakukannya setelah sahur. Tapi pastikan masih ada waktu untuk mandi junub seperti yang dianjurkan.
Halaman 2 dari 6
Praktisi kesehatan seksual dari Universitas Tarumanagara, dr Andri Wanananda, MS mengatakan pada dasarnya gairah bercinta pasutri bisa saja menurun dan itu artinya kebugaran jasmani salah satu atau kedua pasangan sedang menurun.

"Bisa juga karena galau ataupun stres, sehingga hormon yang mempengaruhi sedang tidak bekerja dengan baik," katanya kepada detikHealth.

Sementara, dr Nugroho Setiawan, SpAnd dari RSUP Fatmawati mengungkapkan tak ada masalah jika rutinitas bercinta cenderung menurun di bulan puasa. Hanya saja faktor utamanya bukanlah karena puasa itu sendiri, melainkan ha lain.

"Bisa jadi kondisi kesehatan yang menurun, ada pikiran, dan ketertarikan yang kurang," kata dr Nugroho.

dr Andri menuturkan, di bulan puasa, gairah bercinta yang seharusnya tersalurkan sebaiknya dialihkan dengan kegiatan lain. Misalnya, dengan melakukan hobi. Jika suka menggambar, maka bisa dialihkan dengan menggambar, menonton atau ke hal spiritual seperti berdzikir.

Sedangkan, dr Nugroho mengingatkan jangan mengonsumsi obat penurun libido atau penahan nafsu lainnya, meskipun hasrat seksual memang harus dibendung selama berpuasa. Lagipula ketika gairah seks bisa terbendung, pada dasarnya secara psikis kondisi ini dapat menghasilkan seks yang berkualitas. Selain itu, dr Nugroho menegaskan tidak ada efek apapun yang akan dirasakan tubuh akibat menahan gairah bercinta.

"Menggunakan obat penurun libido itu justru ke depannya akan berakibat berkepanjangan pada kesehatan reproduksi," timpal pakar rehabilitasi seksual, dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpKFR.

"Yang perlu diperhatikan ada dua, pola makan atau jam tidur. Jam tidur untuk mereka yang berumur 40-50 tahun ke atas adalah minimal 5 jam. Namun untuk bisa memenuhi kebutuhan seksual, memastikan tidur selama 8 jam semalam dapat membantu mewujudkannya," tutur dr Andri.

Kedua, pasutri diminta menjaga pola makan, kalau perlu meminum suplemen dan vitamin lain. Sangat disarankan juga untuk mengurangi rokok, termasuk minum minuman beralkohol. dr Andri lagi-lagi juga mengingatkan pentingnya olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh pasangan, yaitu minimal empat kali sepekan, masing-masing selama 30 menit.

"Lalu lakukan kegiatan spiritual seperti sholat dan berzikir, karena berpuasa dalam ilmu medis sangat bagus sekali dalam menyeimbangkan tubuh," saran dr Andri.

Sementara, dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS. Pada dasarnya setiap pasangan akan kekurangan waktu istirahat selama bulan puasa. Untuk itu, agar keduanya punya kesiapan fisik untuk berhubungan, maka harus dipastikan jam tidurnya memadai.

"Cobalah bercinta setelah buka puasa. Setelah itu jika memang sudah mengantuk, cobalah untuk tidur dengan sebelumnya mandi air hangat agar lebih rileks," sarannya.

Kemudian pasutri diminta bangun sebelum makan sahur, misal sekitar jam 3 atau setengah 4 pagi dan mulai bercinta lagi, lalu baru mulai sahur. Setelah sahur dan shalat Subuh, keduanya dipersilakan untuk tidur kembali.

Menurut psikolog seksual Zoya Amirin, M.Psi., pasangan bisa memilih waktunya sendiri untuk berhubungan, terutama untuk mengantisipasi jika keduanya memiliki jam kerja yang berbeda. Lagipula seks dirasa akan lebih menggairahkan apabila kedua pihak tidak merasa terbebani sekaligus dalam kondisi fisik yang prima.

"Diatur saja habis tarawih atau kapan. Pasangan yang lebih tahu waktu yang paling nyaman untuk mereka. Tapi jangan terlalu jadi patokan, yang ada malah bikin stres," kata Zoya.

Ditambahkan dr Andri, setelah berbuka biasanya menjadi waktu yang dipilih pasangan untuk curi-curi waktu bercinta selama bulan puasa. Akan tetapi diingatkan kembali oleh dr Andri, salah satu aspek terpenting dari hubungan seks adalah dalam suasana tenang.

"Tidak boleh terganggu atau mengganggu aktivitas orang lain, misal sehabis berbuka yang seharusnya tarawih itu ngga bisa, karena kegiatan spiritual terganggu. Kedua aspek harus seimbang," tegasnya.

Dijelaskan dr Andri hubungan intim di bulan puasa masih bisa dilakukan oleh pekerja shift malam di sela-sela waktunya. Misal sebelum berangkat kerja.

"Dari buka sampai Subuh kan boleh, di sela-sela itu silakan lakukan," katanya.

Yang tak kalah penting, menurut dr Andri, hubungan seks baru bisa dilakukan asal memenuhi tiga aspek kesehatan seksual. Pertama, dilakukan atas kehendak bersama. Kedua, bugar jasmani, kalau salah satu sakit maka tidak boleh.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah hubungan seks dilakukan dalam suasana privasi yang tenang, tidak boleh terganggu ataupun mengganggu aktivitas orang lain, misal saat ibadah shalat Tarawih.

Nah, dr Boyke mengatakan untuk pekerja shift malam masih bisa menyempatkan waktu untuk bercinta setelah makan sahur dan sebelum imsak. Menurut dr Boyke, cobalah melakukannya setelah sahur. Tapi pastikan masih ada waktu untuk mandi junub seperti yang dianjurkan.

(rdn/up)

Berita Terkait