Berdasarkan data Globocan tahun 2010 hingga kini, kanker paru adalah kanker nomer lima yang menyebabkan kematian di dunia. Diungkapkan dokter spesialis kanker paru dan ahli imunoterapi, dr Sita Laksmi PhD, SpP(K), bahwa banyak kasus kanker paru disebabkan oleh rokok.
"Setelah produksi rokok makin banyak, angka kenaikan kanker paru juga meningkat lebih banyak," ujarnya kepada detikHealth saat ditemui di Harris Suites Meeting Room, f5 FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemicu Keinginan Merokok Lagi di Saat Mencoba Tobat
"Risiko perokok menjadi kanker paru itu 13,6 kali lipat dibanding orang yang tidak merokok, sedangkan yang pasif risikonya 4 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok," tambah dr Sita dari RSUP Persahabatan.
Kanker paru tidak memiliki gejala yang spesifik dan tidak dapat terdeteksi sejak dini. dr Sita mengungkapkan kebanyakan pasien yang terdeteksi kanker paru sudah memasuki stadium lanjut (stadium 4). Pada kondisi tersebut harus segera dilakukan terapi seperti kemoterapi, radioterapi, atau terapi lainnya.
Menurut dr Sita kanker paru biasanya memiliki gejala seperti penyakit pernapasan lainnya seperti batuk kronik, sesak napas, batuk darah, suara serak, berat badan menurun, suara napas mengi, dan nyeri dada sehingga sulit untuk dibedakan.
"Jadi harus tetap memeriksakan kesehatan diri secara rutin setidaknya satu tahun sekali," imbuh dr Sita.
"Yang paling penting stop merokok!," pungkasnya.
Baca juga: Berbagai Metode Berhenti Merokok yang Dipakai Kaum Selebriti (fds/ajg)











































