Rokok Menyebabkan Kanker Paru, Dokter: Stop Merokok!

Rokok Menyebabkan Kanker Paru, Dokter: Stop Merokok!

Widiya Wiyanti - detikHealth
Jumat, 16 Jun 2017 18:34 WIB
Rokok Menyebabkan Kanker Paru, Dokter: Stop Merokok!
Rokok dikatakan sebagai faktor risiko utama dari munculnya kanker paru. (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Jakarta - Penyakit kanker termasuk salah satu penyakit yang mematikan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini menempati nomor dua penyebab kematian di dunia dan salah satu jenis yang berbahaya adalah kanker paru.

Berdasarkan data Globocan tahun 2010 hingga kini, kanker paru adalah kanker nomer lima yang menyebabkan kematian di dunia. Diungkapkan dokter spesialis kanker paru dan ahli imunoterapi, dr Sita Laksmi PhD, SpP(K), bahwa banyak kasus kanker paru disebabkan oleh rokok.

"Setelah produksi rokok makin banyak, angka kenaikan kanker paru juga meningkat lebih banyak," ujarnya kepada detikHealth saat ditemui di Harris Suites Meeting Room, f5 FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umum diketahui bahwa rokok mengandung ribuan zat kimia seperti toxic, zat adiktif, karsinogen dan zat lainnya. Tiga perempat dari seluruh zat kimia yang terkandung di dalam rokok adalah karsinogen, dan zat ini yang menyebabkan kanker paru.

Baca juga: Pemicu Keinginan Merokok Lagi di Saat Mencoba Tobat

"Risiko perokok menjadi kanker paru itu 13,6 kali lipat dibanding orang yang tidak merokok, sedangkan yang pasif risikonya 4 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok," tambah dr Sita dari RSUP Persahabatan.

Kanker paru tidak memiliki gejala yang spesifik dan tidak dapat terdeteksi sejak dini. dr Sita mengungkapkan kebanyakan pasien yang terdeteksi kanker paru sudah memasuki stadium lanjut (stadium 4). Pada kondisi tersebut harus segera dilakukan terapi seperti kemoterapi, radioterapi, atau terapi lainnya.

Menurut dr Sita kanker paru biasanya memiliki gejala seperti penyakit pernapasan lainnya seperti batuk kronik, sesak napas, batuk darah, suara serak, berat badan menurun, suara napas mengi, dan nyeri dada sehingga sulit untuk dibedakan.

"Jadi harus tetap memeriksakan kesehatan diri secara rutin setidaknya satu tahun sekali," imbuh dr Sita.

"Yang paling penting stop merokok!," pungkasnya.

Baca juga: Berbagai Metode Berhenti Merokok yang Dipakai Kaum Selebriti (fds/ajg)

Berita Terkait