dr Chang-Ho Yun dari Seoul National University Budang Hospital mengatakan bila seseorang sehari-hari jam tidurnya tak beraturan maka kesempatan untuk banyak tidur di hari libur dapat membantu mengatur ulang metabolisme tubuh. Kurang tidur sebelumnya diketahui dapat mengganggu hormon dan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan risiko untuk obesitas.
Baca juga: Bisakah Membayar 'Utang' Tidur Setelah Begadang Semalaman?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari 2.000 orang berusia 19-82 tahun menunjukkan orang-orang yang banyak menghabiskan waktu tidur dua jam lebih lama saat weekend memiliki rata-rata indeks massa tubuh (IMT) 22,8. Sementara itu orang yang jam tidurnya tidak berubah seperti biasa memiliki rata-rata IMT 23,1.
Perbedaannya mungkin kecil namun peneliti mengatakan secara statistik cukup berarti. Setiap satu jam waktu tidur tambahan ditemukan berkaitan dengan pengurangan 0,12 IMT.
"Mereka yang tidurnya lebih singkat cenderung akan makan lebih banyak sepanjang hari, bermalas-malasan, dan malas bergerak karena sensasi kelelahan akibat kurang tidur," kata Jean-Philippe Chaput dari University of Ottawa mengomentari studi.
Menurut Jean itulah mengapa daripada tetap terjaga dan jadi banyak makan, lebih baik seseorang membayar hutang tidurnya.
"Para ahli tidur mengatakan selama orang-orang masih membutuhkan alarm untuk bangun maka tandanya mereka belum mendapatkan tidur yang cukup," pungkas Jean.
Baca juga: 5 Alasan Kurang Tidur Bisa Bikin Gemuk (fds/up)











































