Setelah dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, baru-baru ini kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa secara spesifik penyebab kematian Fisher adalah sleep apnea.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Jantung Harapan Kita, dr Isman Firdaus, SpJP-FIHA, sleep apnea adalah kondisi ketika terjadi henti napas saat tidur. Pada kondisi tersebut, tidak ada proses napas selama kira-kira 20 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 40 persen orang dengan gangguan jantung umumnya punya sleep apnea," ujar dr Isman kepada detikHealth.
Bukan sekadar henti napas sesaat, sleep apnea disebut oleh dr Rimawati Tedjakusuma, SpS, RPSGT juga bisa menjadi 'silent killer'. Dokter dari RS Medistra ini menjelaskan bahwa pengidap gangguan ini berisiko meninggal dalam tidur.
Gejala khas dari sleep apnea di antaranya mendengkur, berhenti bernapas sesaat, sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, tersedak, dan tercekik waktu tidur.
"Kemudian bangun dalam kondisi tidak segar, mengantuk berlebihan, sakit kepala di pagi hari, merasa lelah sepanjang hari di mana ini seringkali diabaikan," kata dr Rima.
dr Isman menambahkan, jika seseorang diketahui memiliki riwayat stroke atau gangguan jantung, maka sleep apnea menjadi salah satu risiko yang harus diwaspadai. Terutama jika orang tersebut sering mendengkur saat tidur.
Baca juga: Sengaja atau Tidak, Napas Sering Berhenti di Saat-saat Seperti Ini
(ajg/up)











































