Mengenal Microsleep, Penyebab Sel-sel Otak 'Shut Down' Saat Berkendara

Mengenal Microsleep, Penyebab Sel-sel Otak 'Shut Down' Saat Berkendara

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 22 Jun 2017 12:35 WIB
Mengenal Microsleep, Penyebab Sel-sel Otak Shut Down Saat Berkendara
Pemudik perlu mewaspadai serangan microsleep (Ilustrasi: Wisma Putra)
Jakarta - Saat berkendara, kelelahan bisa membuat sebagian sel otak 'tertidur' untuk sesaat. Sang pengemudi bahkan tidak sempat menyadarinya, tapi dalam sepersekian detik bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Dalam kondisi seperti ini, seorang pengemudi bisa saja tidak merasakan kantuk. Persepsi rasa kantuk kadang terkalahkan oleh adrenalin, yang meningkat ketika sedang asyik berkendara. Terlebih di jalur mudik, padatnya arus kendaraan menjadi tantangan tersendiri untuk saling mendahului.

Namun kemampuan otak tetap ada batasnya. Kurang tidur dan kelelahan akan membuat sebagian sel-sel otak mulai berhenti bekerja, sebelum seseorang merasakan kantuk. Akibatnya bisa menurunkan konsentrasi, atau bahkan memicu tidur sesaat atau disebut sebagai microsleep.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena hanya berlangsung sangat singkat, biasanya tidak lebih dari 10 detik, serangan microsleep biasanya tidak disadari. Baru setelah fase tidur singkat ini berakhir, seringkali muncul sensasi 'sharp jerk of the head' atau hentakan kuat di kepala, seperti dikutip dari BBC.

Baca juga: Mengenal Micro-sleep, Kebiasaan Tidur yang Terjadi Saat Berkendara

Kepadatan arus mudik di beberapa ruas jalanKepadatan arus mudik di beberapa ruas jalan (Foto: Agung Pambudhy)


Walau cuma sebentar, microsleep bisa berakibat fatal terutama saat sedang berkendara. Dalam kecepatan tinggi, hilangnya kesadaran selama beberapa detik sudah bisa menyebabkan kendaraan meluncur tidak terkendali sejauh ratusan meter.

Microsleep bukan hal yang langka di kalangan pengemudi. Sebuah penelitian di RS Paru Persahabatan mengungkap, gangguan tidur ini banyak dialami oleh para sopir taksi yang mengalami obesitas. Kegemukan yang mereka alami menyebabkan gangguan obstructive sleep apnea (OSA) sehingga kualitas tidurnya berkurang dan menjadi lebih rentan terhadap serangan microsleep.

Baca juga: Riset RSP Persahabatan: Sopir Gemuk Rentan Kecelakaan Akibat Microsleep

Bagaimana caranya menghindari microsleep? Tidak ada pilihan lain, memenuhi kebutuhan tidur adalah kunci utamanya. Berbagai penelitian menunjukkan, berkendara dalam kondisi kurang tidur sama bahayanya dengan berkendara di bawah pengaruh alkohol. Salah satunya, karena rentan mengalami serangan microsleep.

Bagaimana dengan kopi dan suplemen kafein? Praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT menyebut kafein hanya berfungsi menunda kantuk dan tidak pernah benar-benar bisa menggantikan tidur. Pada titik tertentu, kafein tidak akan sanggup mencegah serangan microsleep.

Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Seseorang Tidak Tidur 3 Hari Berturut-turut?

(up/ajg)

Berita Terkait