Kepala Seksi Pelayanan Bidang Medis Balai Besar Rehabilitasi BNN, dr Hari Nugroho menjelaskan bahwa ketika dipakai dalam jangka panjang tentu dampak pertama adalah adiksi atau kecanduan. Kecanduan ini terjadi akibat tubuh dalam hal ini otak mengalami toleransi.
"Yaitu suatu keadaan di mana membutuhkan zat dalam dosis yang lebih besar untuk mendapatkan efek yang sama seperti ketika pertama pakai," kata dr Hari kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fakta Penggunaan Narkoba untuk Diet seperti Diakui Pedangdut Ridho Rhoma
Dari segi fisik, imbuh dr Hari, methamphetamine akan meningkatkan kerja jantung, membuat tekanan darah akan meningkat, dan bukan tidak mungkin terjadi serangan jantung. Begitu juga di otak, efek peningkatan tekanan darah ini dapat membuat penggunanya mengalami stroke.
"Efek secara fisik yang lain adalah menyebabkan hyperthermia yaitu terjadi demam dengan suhu yang sangat tingg," pungkas dr Hari.
dr Hari menambahkan, pada pengguna methamphetamin sering juga terjadi kerusakan gigi dan gusi yang dikenal dengan istilah meth mouth. Selain itu, wajah pengguna sabu juga akan tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya gizi akibat tidak makan dan beberapa riset menyebut bahwa methamphetamine juga berperan dalam penuaan dini.
Tak hanya fisik, secara psikis atau mental menurut dr Hari, seseorang yang menggunakan methamphetamine pun akan terjadi suatu perubahan perilaku. Misal lebih mudah marah, agresif, dan sering juga didapatkan gangguan jiwa seperti psikosis yang diinduksi oleh pemakaian narkobanya.
Baca juga: Begini Efek Sabu pada Tubuh Seperti yang Dirasakan Ridho Rhoma
(hrn/ajg)











































