dr Andri SpKJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera mengatakan anak berkebutuhan khusus sendiri sudah memiliki masalah, yakni kesulitan beradaptasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Bullying yang mereka alami justru menambah daftar masalah tersebut, dan berisiko membuat trauma.
Baca juga: Saran Psikolog Agar Anak Berkebutuhan Khusus Tak Jadi Korban Bullying
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya trauma, korban bullying juga berisiko mengalami berbagai macam masalah kejiwaan. dr Andri menyebut gangguan kecemasan, tidak percaya diri hingga ketakutan berlebih merupakan bentuk masalah kejiwaan dan gangguan jiwa yang disebabkan oleh bullying.
Baca juga: Remaja Berkebutuhan Khusus Di-bully di Kampus, Ini Komentar Psikolog
Dari video yang beredar, korban bullying yang disebut berkebutuhan khusus mengalami autisme. Jika benar, dr Andri mengatakan anak tersebut memiliki tingkat intelegensi yang cukup tinggi untuk anak dengan autisme. Sehingga akan sangat disayangkan jika korban berhenti kuliah akibat tindakan bullying yang dialami.
dr Andri pun meminta agar masyarakat lebih peduli dengan perilaku bullying yang terjadi di sekitar. Sebabnya saat ini, bullying tidak hanya bisa terjadi lewat fisik namun juga verbal, bahkan sudah merambah media sosial.
"Yang paling penting buat kita adalah jangan sampai membiarkan perilaku ini. Ketika melihat sendiri ada bullying yang terjadi, segera cegah dan jangan diteruskan," tutupnya.
Baca juga: Sorak-sorai ketika Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Di-bully (mrs/ajg)











































