Menanggapi hal ini, psikolog dari Universitas Indonesia, Dra Ratna Djuwita, Dipl, Psych, berkomentar bahwa sudah menjadi pekerjaan berbagai pihak terutama sekolah dan keluarga di Indonesia untuk menekan kejadian bullying. Menurut Ratna bullying bisa ditekan seandainya saja orang-orang mau bersikap tidak membiarkan ketika melihat ada kejadian bullying.
"Yang paling penting sebetulnya ketika masyarakat itu, orang-orang mulai bersikap dan menunjukkan sikapnya bahwa mereka tidak setuju," kata Ratna ketika ditemui detikHealth pada Selasa (18/7/2017).
Baca juga: Trauma Karena Bullying, Risikonya Depresi Hingga Bunuh Diri
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pembiaran yang dilakukan lingkungan ini secara tidak langsung menurut Ratna akan memperburuk kasus bullying. Seorang pelaku bisa semakin merasa puas ketika tau tindakannya tidak dicegah malah ditakuti oleh orang-orang.
"Jadi pandangan 'kalau ada bullying bukan urusan saya, dan kalau saya menonton berarti tidak terlibat' itu salah... Jadi secara tidak langsung sebetulnya mereka mendukung," pungkas Ratna.
Baca juga: Marak Kasus Bullying, Dokter Jiwa: Harus Jadi Perhatian Serius (fds/up)











































