Dilansir Counsel Heal, Senin (31/7/2017), ini dibuktikan melalui serangkaian tes yang dilakukan kepada 22 pasangan (heteroseksual) dengan memantau irama antara pernapasan dengan detak jantung mereka ketika pasangannya merasakan sakit.
Eksperimen yang dilakukan oleh Pavel Goldstein, Irit Weissman-Fogel, dan Simone G. Shamay-Tsoory ini dimulai dengan memasang alat pemantau detak jantung (ECG) dan alat untuk menghitung tingkat pernapasan kepada masing-masing pasangan. Kemudian, peneliti memberikan rasa panas dibagian lengan kepada pasangan wanita hingga merasa kurang nyaman (tidak sampai melukai).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada uji coba pertama, pasangan pria mereka akan duduk di hadapan wanitanya tanpa bergandengan tangan. Dari hasil pemantauan, para wanita yang sedang merasakan sakit tidak memiliki sinkronisasi baik dari segi detak jantung maupun pernapasan dengan pasangannya.
Namun, ketika mereka diperbolehkan untuk bergandengan tangan, secara cepat terjadinya sinkronisasi antara detak jantung dan pernapasan pasangan wanita dengan pria mereka masing-masing.
Kemudian, dapat disimpulkan, bahwa bergandengan tangan bisa memberikan dampak yang luar biasa untuk mengurangi rasa sakit yang dialami pasangan. Empati yang disalurkan oleh pasangan pria kepada wanitanya dipercaya sebagai kunci terkuat menurut studi tersebut.
Baca juga: Ketika Anak Bau Kencur Mulai Pacar-pacaran, Ini Kata Psikolog (wdw/up)











































