Bila perubahan anatomi organ intim itu terjadi, para wanita bisa melakukan peremajaan fungsi vagina dengan laser vagina atau biasa dikenal dengan sebutan vaginal rejuvenation.
"Vaginal rejuvenation dilakukan dengan menggunakan teknologi CO2 fractional laser yang mampu menghangatkan jaringan mukosa vagina, memperbaiki serat kolagen dan menstimulasi terbentuknya kolagen baru," ujar dr Ni Komang Yeni DS, SpOG, wakil ketua Perkumpulan Menopause Indonesia Cabang Jakarta Raya (PERMI RAYA), di bilangan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, hal ini akan memperbaiki fungsi keseluruhan area vagina, seperti meningkatkan aliran darah dan lubrikasi vagina, meningkatkan sistem imun dan memperbaiki kekuatan serta elastisitas dinding vagina.
"Untuk kriteria atau syarat melakukan terapi ini di antaranya perempuan yang mengalami elastisitas vagina yang mulai berkurang (vaginal laxity), kering atau infeksi berulang dan SUI (Stres Urinary Incontinence), serta perempuan yang menginginkan solusi masalah kesehatan kewanitaan tanpa operasi," jelas dr Yeni, sapaan akrabnya.
dr Yeni mengatakan, treatment ini belum ada efek samping yang merugikan. Hanya saja yang perlu diketahui pasca treatment ini adalah keluarnya cairan vagina yang berlebih selama 2-3 hari, sehingga dianjurkan tidak melakukan hubungan seks selama itu.
"Pada perempuan menopause, di mana jaringan mukosa vagina yang sangat tipis dan kering, kadangkala muncul pendarahan yang sangat minimal, yang akan hilang sehari kemudian," kata dr Yeni.
Baca juga: Rajin Bersepeda Bikin Bibir Miss V Makin Lebar? (hrn/up)











































