Berlatar belakang dari keluarga yang aktif merokok, sejak kecil Zainudin sudah terpapar asap rokok yang tidak disadarinya membawa dampak buruk bagi kesehatan.
"Bapak saya perokok berat, orangtua, saudara, sampai abang saya juga perokok, tapi saya enggak," ujarnya saat ditemui pada talkshow Ruang Publik dan Diskusi 'Berani Menyuarakan Hak Perokok Pasif' di Rivoli Hotel, Jalan Kramat Raya No. 41, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Personel Rolling Stones, Ronnie Wood Curhat Soal Rokok dan Kanker Paru
Setelah melakukan operasi pengangkatan pita suara, Zainudin yang masuk dalam Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI) harus menjalani kehidupannya dengan kondisi leher berlubang.
"Saya bicara bukan pakai pita suara, saya bicara melalu celah ini, napas saya lewat sini. Saya bicara tidak seperti Anda sekalian yang normal," curhatnya.
Ditemui di acara yang sama, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K), MPdKed mengatakan bahwa risiko penyakit yang dapat diidap perokok pasif sama dengan perokok aktif.
"Bahayanya jadi perokokok pasif ya dia yang jadi korban," ujarnya.
Menurutnya partikel sisa-sisa asap rokok yang mengandung lebih dari 40 ribu zat kimia berbaya bisa menempel di pakaian, rambut, bahkan dinding dan karpet yang disebut third hand smoke yang sama berisiko menyebabkan berbagai penyakit.
Baca juga: Curhat Seorang Istri yang Paru-paru Suaminya Harus Dibor Karena Rokok
(wdw/fds)











































