Kontaminan yang berasal dari serat mikroplastik, dari plastik sekali pakai seperti botol, ditemukan dalam 12 sampel garam. Garam yang tercemar tersebut didapat dari garam yang dijual di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan China.
Sherri Mason, profesor Universitas Negeri New York di Fredonia, berkolaborasi dengan para periset di University of Minnesota untuk memeriksa mikroplastik dalam garam, bir, dan air minum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ilmuwan pertama kali menemukan plastik dalam garam di Tiongkok pada tahun 2015. Partikel mikroskopis dari scrub wajah, kosmetik, dan botol plastik ditemukan pada sampel 15 produk garam di toko bahan makanan China.
Sampah plastik mencemari laut dan garam dapur Foto: ilustrasi/thinkstock |
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Keberadaan Beras Plastik Tidak Masuk Akal
Awal tahun ini, ilmuwan asal Prancis, Inggris, dan Malaysia menguji 17 jenis garam dari delapan negara. Keenam belas sampel tersebut berisi partikel plastik kecil. Sejak saat itu, Inggris mengumumkan larangan penggunaan microbeads plastik untuk produk seperti scrub wajah.
Sebelumnya, penelitian dari University of Plymouth juga menemukan bahwa lebih dari satu dari tiga ikan yang ditangkap oleh kapal pukat di Selat Inggris, termasuk cod, haddock dan mackerel, mengandung partikel plastik.
Sementara itu, penelitian oleh para ahli di University of Exeter telah menemukan bahwa seluruh rantai makanan makhluk laut (mulai dari zooplankton hingga krustasea atau copepoda, kerang, kepiting, lobster dan ikan) telah terkontaminasi mikroplastik.
Baca juga: Ilmuwan Masih Perdebatkan Tingkat Bahaya Plastik Kemasan Makanan
(mrs/mrs)












































Sampah plastik mencemari laut dan garam dapur Foto: ilustrasi/thinkstock