Awalnya peneliti beranggapan kecenderungan pasangan untuk memiringkan kepalanya ke kanan saat berciuman berasal dari hasil observasi pasangan terhadap apa yang mereka lihat di media massa seperti ketika melihat film Barat di mana banyak sekali dipaparkan adegan ciuman antara pemerannya.
Akan tetapi penelitian kemudian dilakukan di Bangladesh, di mana ciuman bukan hal yang lazim dilakukan di muka publik, bahkan dilarang tayang di film atau TV. Sejumlah pasangan menikah lantas diminta berciuman di rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Riset: Saat Ciuman, 60 Persen Pasangan Miringkan Kepala ke Kanan
Sedangkan mereka yang menerima ciuman, entah dia kidal atau bukan, akan mengikuti kemana arah kepala pasangannya. Menariknya, sebagian besar responden beralasan merasa kikuk jika mereka memiringkan kepala ke arah yang berlawanan dengan pasangannya.
Pada akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan berciuman yang dimiliki pasangan tidak ditentukan oleh kebiasaan atau nilai sosial yang ada di lingkungan mereka, tetapi semata pada kinerja otak mereka, sama halnya dengan yang terjadi pada pemilik dominan tangan kanan maupun kidal. Demikian seperti dilaporkan The Conversation.
Kedua, ini bisa jadi berkaitan dengan fungsi belahan otak kiri di mana kinerjanya lebih banyak berhubungan dengan emosi dan pengambilan keputusan. Seperti kita tahu, belahan otak kiri juga lebih banyak mengontrol otot-otot di bagian kanan tubuh.
Ketiga, ada kemungkinan terjadi perbedaan kadar hormon seperti testosterone dan neurotransmitter seperti dopamine di belahan otak kanan dan kiri. Hal ini, lanjut peneliti, diklaim dapat mempengaruhi seseorang untuk memiringkan kepalanya ke kanan saat memutuskan untuk berciuman dengan pasangannya.
Baca juga: Menurut Kamu, Ciuman Bisa Tularkan HIV atau Tidak? (lll/up)











































