Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia dan Australia menggelar konferensi digital health untuk pertama kalinya yang diadakan pada 31 Januari hingga 1 Februari 2018.
"Yang penting adalah sebenarnya bagaimana meningkatkan akses seluruh daerah di Indonesia untuk memudahkan peningkatan pelayanan, goal-nya kan itu," ujar Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementerian Kesehatan RI, dr Slamet, MHP, di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (31/1/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Slamet, ada beberapa kendala yang pastinya akan menghampiri perkembangan digital health di Indonesia. Terutama akses internet yang belum menjangkau ke seluruh daerah.
"Tentu akses di daerah-daerah belum seperti di Jakarta, itu yang jadi concern kita. Di Papua orang mau telepon, di sana saja susahnya bukan main," jelasnya.
Sama halnya yang dituturkan oleh Kepala Divisi IT Kesehatan dari Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (IKKESINDO), dr Daryo Soemitro, SpBS, permasalahan setiap daerah dalam menghadapi perkembangan digital health ini berbeda-beda.
"Kalau mau mengembangkan digital health ya kita harus lihat daerah-daerahnya, yang penting itu culture-nya," katanya.
"Masyarakat apakah sudah siap menggunakan fasilitas-fasilitas yang jarak jauh, itu kan tergantung daerahnya. Kalau kota-kota besar kan mungkin mereka well informed, tapi kalau di kota jauh handphone saja mungkin baru punya belum bisa memanfaatkan," tambah dr Daryo.
Baca juga: Halodoc 2.0 Layanan Kesehatan Digital yang Mudah
(wdw/up)











































