5 Penyebab Nyeri di Dada Selain Serangan Jantung (1)

5 Penyebab Nyeri di Dada Selain Serangan Jantung (1)

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Selasa, 13 Feb 2018 19:45 WIB
5 Penyebab Nyeri di Dada Selain Serangan Jantung (1)
Foto: Thinkstock
Jakarta - Selama ini, nyeri di area dada identik dengan serangan jantung. Akan tetapi, serangan jantung bukanlah satu-satunya penyebab nyeri dada. Ada juga sejumlah penyakit yang memberikan gejala yang serupa dengan hal tersebut.

Dengan pemahaman lebih lanjut, Anda diharapkan bisa lebih waspada dan mengenal kemungkinan penyebab nyeri di area dada seperti yang dikutip detikHealth dari WebMD. Dengan begitu, deteksi dini dan pengobatan dapat dilakukan dengan cepat. Yang terpenting, jangan ragu untuk periksakan ke dokter tentang keluhan Anda tersebut.

Baca juga: Ini Tanda Nyeri Dada Akibat Penyakit Jantung

1. Perikarditis

Foto: Thinkstock
Infeksi perikardium yang biasa disebut sebagai perikarditis adalah peradangan yang terjadi pada kardium (selaput jantung) karena adanya serangan virus. Menurut keterangan dari dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA dari Mayapada Hospital Lebak Bulus, infeksi ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.

Cirinya mirip dengan angina (angin duduk). Terkadang rasa sakitnya juga menusuk pada area leher atas dan otot bahu serta semakin memburuk saat Anda bernapas, menelan makanan, atau rebahan.

2. Mitral valve prolapse (MVP)

Foto: thinkstock
"MVP atau Mitral Valve Prolapse adalah suatu kelainan katup jantung yang tidak menutup rapat sehingga terjadi kebocoran," kata dr Julio Ulaan SpJP dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk beberapa waktu lalu kepada detikHealth.

Ada sejumlah gejala yang dikaitkan dengan MVP seperti nyeri dada, jantung berdebar, pusing, bahkan terkadang tanpa gejala sama sekali terutama bisa masalah MVP-nya masih tergolong ringan.

3. Kardiomiopati hipertrofik

Foto: thinkstock
Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyakit genetik yang menyebabkan otot jantung tumbuh tebal dengan abnormal. Terkadang, hal ini menyebabkan masalah aliran darah dari jantung. Nyeri dada dan sesak napas juga sering terjadi ketika sedang berolahraga.

Penyakit ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Seiring dengan nyeri dada, gejala lainnya yang muncul adalah pusing atau pingsan. Seiring waktu, gagal jantung bisa terjadi bila otot jantung menjadi sangat menebal.

Baca juga: Kardiomiopati, Otot Jantung Lemah dan Sulit Memompa Darah

4. Pleurisy

Foto: Thinkstock
Radang selaput dada atau pleurisy merupakan peradangan atau iritasi pada lapisan paru-paru dan dada. Penyakit ini memungkinkan pengidapnya merasakan sakit yang tajam saat bernapas, batuk, atau bersin. Penyebab paling umum dari nyeri dada pleura adalah infeksi bakteri atau virus, pulmonary embolism, dan pneumothorax. Penyebab lain yang kurang umum termasuk rheumatoid arthritis, lupus, dan kanker.

Tujuan yang paling penting dalam meredakan radang selaput dada atau efusi pleura adalah pengobatan yang sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Sebagai contoh, jika penyebab radang selaput dada adalah infeksi bakteri dari paru-paru (pneumonia), antibiotik dapat mengendalikan infeksi. Tapi, untuk radang selaput dada karena infeksi virus, maka antibiotik tidak akan efektif.

5. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Foto: Thinkstock/Women's Health Mag
Dikenal dengan nama lain acid reflux, GERD terjadi karena kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan yang menyebabkan gejala yang mengganggu hingga terjadinya komplikasi.

Beberapa gejala GERD salah satunya adalah di bagian belakang tulang dada terasa terbakar, baiknya cairan lambung ke mulut (mirip maag). Nyeri jantung dan sakit maag dari acid reflux terasa serupa sebagian karena jantung dan kerongkongan terletak berdekatan satu sama lain dan saling berbagi jaringan syaraf. Faktor yang memicu di antaranya obesitas, merokok, kehamilan, makanan pedas, atau makanan berlemak.
Halaman 2 dari 6
Infeksi perikardium yang biasa disebut sebagai perikarditis adalah peradangan yang terjadi pada kardium (selaput jantung) karena adanya serangan virus. Menurut keterangan dari dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA dari Mayapada Hospital Lebak Bulus, infeksi ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.

Cirinya mirip dengan angina (angin duduk). Terkadang rasa sakitnya juga menusuk pada area leher atas dan otot bahu serta semakin memburuk saat Anda bernapas, menelan makanan, atau rebahan.

"MVP atau Mitral Valve Prolapse adalah suatu kelainan katup jantung yang tidak menutup rapat sehingga terjadi kebocoran," kata dr Julio Ulaan SpJP dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk beberapa waktu lalu kepada detikHealth.

Ada sejumlah gejala yang dikaitkan dengan MVP seperti nyeri dada, jantung berdebar, pusing, bahkan terkadang tanpa gejala sama sekali terutama bisa masalah MVP-nya masih tergolong ringan.

Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyakit genetik yang menyebabkan otot jantung tumbuh tebal dengan abnormal. Terkadang, hal ini menyebabkan masalah aliran darah dari jantung. Nyeri dada dan sesak napas juga sering terjadi ketika sedang berolahraga.

Penyakit ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Seiring dengan nyeri dada, gejala lainnya yang muncul adalah pusing atau pingsan. Seiring waktu, gagal jantung bisa terjadi bila otot jantung menjadi sangat menebal.

Baca juga: Kardiomiopati, Otot Jantung Lemah dan Sulit Memompa Darah

Radang selaput dada atau pleurisy merupakan peradangan atau iritasi pada lapisan paru-paru dan dada. Penyakit ini memungkinkan pengidapnya merasakan sakit yang tajam saat bernapas, batuk, atau bersin. Penyebab paling umum dari nyeri dada pleura adalah infeksi bakteri atau virus, pulmonary embolism, dan pneumothorax. Penyebab lain yang kurang umum termasuk rheumatoid arthritis, lupus, dan kanker.

Tujuan yang paling penting dalam meredakan radang selaput dada atau efusi pleura adalah pengobatan yang sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Sebagai contoh, jika penyebab radang selaput dada adalah infeksi bakteri dari paru-paru (pneumonia), antibiotik dapat mengendalikan infeksi. Tapi, untuk radang selaput dada karena infeksi virus, maka antibiotik tidak akan efektif.

Dikenal dengan nama lain acid reflux, GERD terjadi karena kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan yang menyebabkan gejala yang mengganggu hingga terjadinya komplikasi.

Beberapa gejala GERD salah satunya adalah di bagian belakang tulang dada terasa terbakar, baiknya cairan lambung ke mulut (mirip maag). Nyeri jantung dan sakit maag dari acid reflux terasa serupa sebagian karena jantung dan kerongkongan terletak berdekatan satu sama lain dan saling berbagi jaringan syaraf. Faktor yang memicu di antaranya obesitas, merokok, kehamilan, makanan pedas, atau makanan berlemak.

(ask/up)

Berita Terkait