Leni harus melewati serangkaian pengobatan panjang untuk mengusir sel kanker yang sudah menyebar ke tulang dan hatinya itu. Kemoterapi pun sudah sangat sering ia jalani sehingga memaksanya untuk lebih mandiri pulang pergi ke rumah sakit.
Leni pulang pergi ke rumah sakit dengan transportasi umum. Ia harus berdesak-desakkan dengan penumpang lain yang kondisi fisiknya masih sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Inge Prasetyo, Pegiat Olahraga yang 'Akrab' dengan Kanker Payudara
Dilihat secara fisik layaknya orang sehat membuat Leni tidak disangka oleh orang-orang sebagai pasien kanker. Hal ini ternyata bisa memengaruhi kondisi kesehatannya. Tetapi ia mengaku tak punya daya upaya hanya untuk mendapatkan tempat duduk di transportasi umum.
"Tapi kan mereka melihat fisik aku segar, terus badanku agak gemuk, jadi mereka menganggap aku orang sehat. Kadang orang nggak percatya kalau aku pasien kanker, pasien kemoterapi," tuturnya.
Bukan hanya tidak mendapatkan tempat duduk, Leni pun pernah mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakkan. Ia pernah didorong hingga terjatuh karena penuh berdesakkan dengan orang-orang lain.
"Itu kadang-kadang mereka nggak mau ngalah. Pernah aku kejadian turun dari kereta mau naik tangga eskalator sempat didorong sama orang, jatoh terlentang. Aku kan nggak mungkin bilang jangan dorong saya, saya lagi sakit," ungkap wanita berusia 45 tahun ini.
Maka dari itu, jika Leni sudah tak sanggup bertahan melawan desakkan orang-orang di transportasi umum, ia akan meminta bantuan petugas yang sedang berjaga.
"Saya akhirnya minta tolong sama petugas, akhirnya saya dituntun," tutupnya.
Baca juga: Cerita Dian Didiagnosis Kanker Payudara di Usia 26 Tahun
Yuk simak cerita lengkapnya di video berikut:
(wdw/up)











































