Selain Albothyl, Ini 3 Obat Sariawan yang Juga Dibekukan Izin Edarnya

Selain Albothyl, Ini 3 Obat Sariawan yang Juga Dibekukan Izin Edarnya

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 15 Feb 2018 21:57 WIB
Selain Albothyl, Ini 3 Obat Sariawan yang Juga Dibekukan Izin Edarnya
Kepala BPOM Penny K Lukito (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membekukan izin edar obat-obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat. Albothyl hanya salah satu dari empat produk yang dimaksud.

"BPOM RI membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar konsentrat hingga perbaikan indikasi yang diajukan disetujui. Untuk produk sejenis akan diberlakukan hal yang sama," tulis BPOM dalam keterangan resminya, Kamis (15/2/2018).

Keempat produk, termasuk Albothyl, harus sudah ditarik dari peredaran selambat-lambatnya satu bulan sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Pembekuan Izin Edar. Masyarakat diminta beralih ke obat lain yang mengandung benzydamine HCl, povidone iodine 1 persen, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: BPOM Bekukan Izin Edar Albothyl!

Dikutip dari lampiran penjelasan resmi BPOM, berikut ini keempat produk obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat, yang dibekukan izin edarnya.

1. Albothyl; NIE: DTL8821600341A2; Pendaftar: PT. Pharos Indonesia lisensi dari Nycomed GmbH, Jerman; Produsen: PT. Pharos Indonesia
2. Medisio; NIE: DTL1221102041A1; Pendaftar: PT. Faratu Indonesia; Produsen: PT. Pharos Indonesia
3. Prescotide; NIE: DTL1233526741A1; Pendaftar: PT. Novel Pharmaceutical Laboratories; Produsen: PT. Novel Pharmaceutical Laboratories
4. Aptil; NIE: DTL0731527941A1; Pendaftar: PT. Pratapa Nirmala; Produsen: PT. Pratapa Nirmala



Baca juga: Penjelasan Resmi BPOM Soal Isu Keamanan Albothyl

(up/up)
Obat Sariawan Albothyl Dilarang?
14 Konten
Beredar surat dari BPOM yang menyebut policresulen cair mengandung risiko yang lebih besar dibanding manfaatnya. BPOM menyarankan obat yang populer untuk mengobati sariawan itu jangan dipakai dulu.

Berita Terkait