Dirangkum detikHealth, Selasa (27/2/2018), berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa menimbulkan kelumpuhan bagi seseorang yang terjangkiti. Simak selengkapnya untuk pemahaman lebih baik.
Baca juga: Terancam Lumpuh karena Kegemukan, Begini Cara Iten Pangkas Bobot 35 Kg
|
Foto: Thinkstock
|
Kerusakan pada bagian saraf ini akan menyebabkan kesemutan, kelemahan otot dan kelumpuhan. Sindrom ini paling sering mempengaruhi saraf penutup (myelin sheath) yang disebut demielinasi yang menyebabkan sinyal saraf untuk bergerak jadi lebih lambat. Sedangkan kerusakan pada saraf lain bisa membuat saraf berhenti bekerja sama sekali.
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Dalam perbincangan dengan detikHealth beberapa waktu lalu, dr Frandy Susatia, SpS dari RS Siloam Kebon Jeruk menjelaskan beberapa gejalanya seperti tidak bisa mengangkat alis ke atas dan sulit untuk tersenyum.
"Bedanya dengan stroke, ada kelumpuhan saraf wajah dan disertai dengan kelumpuhan tangan dan kaki di satu sisi. Bell's palsy, hanya kelumpuhan otot wajah saja," jelas dr Frandy.
|
Foto: Thinkstock
|
Gangguan penyampaian sinyal saraf akibat transverse mielitis dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan saraf, kelumpuhan otot, dan disfungsi usus atau kandung kemih. Pengobatannya dapat menggunankan obat anti radang, pengobatan untuk mengelola gejala dan terapi rehabilitasi.
|
Foto: istimewa
|
Data secara global, dikatakan oleh dr Sheila Agustini, SpS, dari Mayapada Hospitals beberapa waktu lalu, ALS memengaruhi sekitar 2 dari 100 ribu orang. Di Amerika prognosisnya lebih sering lagi sekitar 5.600 per tahun atau 15 kasus setiap hari. Penyebab ALS hingga saat ini masih belum diketahui dan belum ada obat yang bisa menyembuhkannya.
|
Foto: Getty Images
|
Di samping itu, FA juga bisa mengakibatkan kelumpuhan. Ini disebabkan karena darah di dalam serambi tidak mengalir dengan baik. Kuping jantung yang tidak baik aliran darahnya akan membuat gumpalan darah yang bisa menyebar dalam tubuh.
"Gumpalan darahnya tidak hanya di situ, gumpalan darah yang lepas itu berenang bisa ke mana-mana, salah satunya ke otak. Kalau menyumbat otak? Terjadilah stroke. Risiko strokenya meningkat hingga 500 persen atau 5 kali lebih tinggi," jelas Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS), dr Dicky Armein Hanafy, SpJP (K) FIHA.
Halaman 2 dari 6











































