Genggaman tangan yang kuat bisa jadi terkait dengan fungsi dan struktur jantung yang dapat mengurangi risiko masalah kardiovaskular. Pernyataan ini dibuktikan pada sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini dalam jurnal PLOS ONE oleh Sebastian Beyer dan Steffen Petersen, dkk. dari Queen Mary University of London, Inggris.
Studi yang dipublikasikan tanggal 14 Maret 2018 ini mengumpulkan dan menganalisa hasil pindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan data pada kekuatan genggaman dari 5.065 peserta yang sebelumnya berpartisipasi dalam studi propspektif UK Biobank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mempelajari lebih dari 4.600 orang yang menunjukkan bahwa genggaman tangan yang kuat terkait dengan memiliki struktur dan fungsi jantung yang lebih sehat," jelas Dr Petersen, demikian dikutip dari Science Daily.
Mereka menemukan bahwa peserta yang memiliki genggaman tangan lebih kuat ternyata lebih sering memompa darah tiap denyut jantung meski punya massa jantung yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa jantung tak mengalami sebuah kondisi yang disebut remodelling (pembentukan ulang) dari otot jantung.
Remodelling dapat terjadi sebagai respon dari penyebab stres, misal tekanan darah tinggi atau serangan jantung. Mengalami sedikit remodelling atau tidak sama sekali diketahui mengurangi risiko dari masalah kardiovaskular.
Para peneliti studi tersebut mengungkapkan bahwa penemuan ini membantu meningkatkan pemahaman kita mengenai bagaimana bentuk dan fungsi jantung dapat berkontribusi pada kaitan dengan kekuatan genggaman tangan dengan masalah kardiovaskular serta mortalitas.
"Kekuatan genggaman tangan itu alat pengukur yang tidak mahal, bisa dilakukan berkali-kali dan mudah diemplementasikan, serta dapat menjadi metode yang penting untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan mencegah kejadian yang mengubah hidup, seperti serangan jantung," tandas Peterson.











































