Jakarta -
Human immunodeficiency virus (HIV) yang masuk ke dalam tubuh seseorang butuh waktu untuk menunjukan gejala. Pada tahap awal, gejalanya memang belum terlalu menonjol. Mungkin sebatas pada rasa lelah yang belum terlalu buruk atau demam ringan.
Karena itu, pada tahap awal mungkin saja orang-orang tidak menyadari kalau dirinya sudah terinfeksi HIV. Dikutip dari Health, Senin (19/3/2018), selain sariawan dan kelelahan, ini dia gejala lainnya.
Diare
Foto: iStock
|
Berkisar hingga 60 persen pasien HIV pada tahap awal mengalami mual, muntah, atau diare jangka pendek menurut penjelasan dariCarlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi di departemen kedokteran di NYU School of Medicine di New York City.
Gejala-gejala ini juga bisa muncul sebagai akibat terapi antiretroviral (ART) dan juga infeksi, biasanya akibat infeksi oportunistik.
"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespons sama sekali terhadap terapi biasa mungkin menjadi indikasi," kata Dr Horberg.
Berat badan turun
Foto: Thinkstock
|
Penurunan berat badan atau disebut juga 'aids wasting' merupakan tanda penyakit yang lebih lanjut dan bisa jadi karena diare berat.
"Jika kamu sudah kehilangan berat badan, itu berarti sistem kekebalan tubuhnya rendah," kata Dr Malvestutto.
Seseorang dianggap memiliki sindrom wasting jika mereka kehilangan berat badan 10 persen atau lebih dari berat badan mereka dan mengalami diare atau rasa lelah dan demam selama lebih dari 30 hari, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Amerika Serikat.
Batuk kering
Foto: Thinkstock
|
Batuk mungkin saja alergi tapi bisa menjadi kemungkinan gejala HIV ketika ini berlangsung lama dan bertambah buruk. Benadryl, antibiotik, dan inhaler tidak dapat memperbaiki masalah kesehatan tersebut.
"Gejala ini adalah sebuah batuk berbahaya yang bisa terjadi selama berminggu-minggu yang tampaknya tidak dapat diatasi," ujar Dr Malvestutto. Bahkan, beberapa beberapa orang dengan HIV-Aids (ODHA) mengalami masalah ini hingga setahun lebih.
Berkeringat di malam hari
Foto: Thinkstock
|
Sekitar setengah dari orang berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV. Ini bahkan bisa terjadi sekalipun bisa terjadi meskipun kamu tidak sedang bergerak aktif atau berada di suhu ruangan yang memang panas.
Mirip dengan hot flashes yang dialami wanita menopause, mereka juga sulit diatasi. Keringat yang ada bahkan bisa membasahi seprai tempat tidur orang tersebut.
Perubahan pada kuku
Foto: Getty Images
|
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti clubbing (penebalan kuku), kuku yang pecah, atau perubahan warna (garis hitam atau coklat baik secara vertikal maupun horizontal). Seringkali hal ini disebabkan oleh infeksi jamur, seperti candida.
"Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang terkuras akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," tutur Dr Malvestutto.
Berkisar hingga 60 persen pasien HIV pada tahap awal mengalami mual, muntah, atau diare jangka pendek menurut penjelasan dariCarlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi di departemen kedokteran di NYU School of Medicine di New York City.
Gejala-gejala ini juga bisa muncul sebagai akibat terapi antiretroviral (ART) dan juga infeksi, biasanya akibat infeksi oportunistik.
"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespons sama sekali terhadap terapi biasa mungkin menjadi indikasi," kata Dr Horberg.
Penurunan berat badan atau disebut juga 'aids wasting' merupakan tanda penyakit yang lebih lanjut dan bisa jadi karena diare berat.
"Jika kamu sudah kehilangan berat badan, itu berarti sistem kekebalan tubuhnya rendah," kata Dr Malvestutto.
Seseorang dianggap memiliki sindrom wasting jika mereka kehilangan berat badan 10 persen atau lebih dari berat badan mereka dan mengalami diare atau rasa lelah dan demam selama lebih dari 30 hari, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Amerika Serikat.
Batuk mungkin saja alergi tapi bisa menjadi kemungkinan gejala HIV ketika ini berlangsung lama dan bertambah buruk. Benadryl, antibiotik, dan inhaler tidak dapat memperbaiki masalah kesehatan tersebut.
"Gejala ini adalah sebuah batuk berbahaya yang bisa terjadi selama berminggu-minggu yang tampaknya tidak dapat diatasi," ujar Dr Malvestutto. Bahkan, beberapa beberapa orang dengan HIV-Aids (ODHA) mengalami masalah ini hingga setahun lebih.
Sekitar setengah dari orang berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV. Ini bahkan bisa terjadi sekalipun bisa terjadi meskipun kamu tidak sedang bergerak aktif atau berada di suhu ruangan yang memang panas.
Mirip dengan hot flashes yang dialami wanita menopause, mereka juga sulit diatasi. Keringat yang ada bahkan bisa membasahi seprai tempat tidur orang tersebut.
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti clubbing (penebalan kuku), kuku yang pecah, atau perubahan warna (garis hitam atau coklat baik secara vertikal maupun horizontal). Seringkali hal ini disebabkan oleh infeksi jamur, seperti candida.
"Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang terkuras akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," tutur Dr Malvestutto.
(ask/up)