Detak jantung merupakan kunci penting dalam kesehatan jantung. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology, detak jantung dapat menjadi prediktor penting pada angka kematian.
Secara normal, jantung berdetak 60-100 per menit bergantung pada usia dan kebugaran fisik setiap individu. Namun jika detak jantung tidak berada pada rentang tersebut atau tidak seperti biasanya, mungkin saja dipengaruhi faktor-faktor berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tidak cukup berolahraga
Gaya hidup sehat dan aktif berolahraga sangat memengaruhi kerja jantung. Orang yag tidak aktif, maka bisa membuat jantung lebih lemah karena tidak biasa bekerja secara optimal.
Olahraga secara teratur bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan efisiensi jantung. The American Heart Association merekomendasikan seseorang berolahraga selama 30 menit sehari dan lima kali dalam seminggu.
2. Stres dan depresi
Saat detak jantung meningkat, mungkin saja disebabkan oleh stres dan depresi. Karena ketika stres, tubuh akan bekerja esktra keras dan membuat jantung berdetak lebih cepat.
Maka dari itu, stres dan depresi sangat berhubungan erat dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
3. Mengonsumsi obat-obatan
Mengonsumsi beberapa jenis obat bisa mengubah detak jantung. Menurut profesor dan ahli kardiologi dari University of California, San Diego, Pam R. Taub, MD, obat jenis beta blocker dan calcium blocker bisa menurunkan detak jantung.
4. Kehamilan
Selama masa kehamilan, darah dipompa oleh jantung lebih meningkat dari biasanya. Karena volume darah yang besar, maka detak jantung juga meningkat lebih 15-20 detak per menit di trimester pertama.











































