Organ tersebut adalah interstitium, yaitu suatu sistem yang saling berhubungan dengan rongga berisi cairan di seluruh tubuh yang berfungsi sebagai 'jalan' untuk pasokan air di dalam tubuh.
Bagaimanapun tubuh manusia 60 persennya berisi air, dan dua pertiga dari cairan itu tetap berada di dalam sel. Sisanya disebut cairan interstitial yang bebas bergerak di seluruh rongga tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari LiveScience, salah satu penulis, Dr Neil Theise mengatakan bahwa interstitium itu ada di dalam jaringan ikat yang berada di bawah kulit dan organ lain di sekitarnya.
"Semakin banyak jaringan yang saya lihat, semakin saya menyadari itu di mana-mana," ujarnya.
Theise mengatakan bahwa para ilmuwan harus mengiris tipis jaringan untuk meletakkannya di bawah mikroskop dengan menghancurkan struktur kolagen interstitium, sehingga tidak sampai para peneliti menggunakan mode baru untuk melihat jaringan hidup pada tingkat mikroskopis atau yang disebut dengan 'probe-based confocal laser endomicroscopy'.
Namun menurut profesor patologi di New York University Langone School of Medicine ini, konsensus harus dilaksanakan untuk menjadikan interstitium secara resmi sebagai organ tubuh.
(wdw/up)











































