Menurut CDC kutu mikroskopis dari jenis Sarcoptes scabiei var. hominis tersebut menginfeksi manusia dengan menggali ke dalam kulit dan bertelur. Hal ini bisa menyebabkan timbulnya rasa gatal dan ruam.
Pada kasus sang wanita, dr Amesh Adalja dari Johns Hopkins University mengatakan bahwa ini adalah kejadian langka. Kutu kudisnya tidak membunuh sang wanita secara langsung namun bertanggung jawab karena menyebabkan banyak luka di kulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menulis bahwa luka kudis terutama berisiko terinfeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Awalnya mungkin infeksi ringan tapi lama-lama luka bisa jadi semakin dalam hingga akhirnya menjadi sepsis.
Terlebih pada lansia dan anak-anak, imun tubuh yang lemah membuat mereka jadi lebih rentan untuk terkena infeksi. Kudis sendiri sebelum menimbulkan komplikasi bisa sembuh dengan krim kulit khusus untuk membunuh kutu.











































