5 Tips Menjaga Kondisi Kejiwaan Pasca Teror Bom di Surabaya

5 Tips Menjaga Kondisi Kejiwaan Pasca Teror Bom di Surabaya

Nabilla Nufianty Putri - detikHealth
Senin, 14 Mei 2018 20:49 WIB
5 Tips Menjaga Kondisi Kejiwaan Pasca Teror Bom di Surabaya
Aksi berkabung atas bom di Surabaya. (Foto: Antara Foto)
Jakarta - Masyarakat dibuat resah dengan beredarnya informasi simpang siur tentang ancaman aksi teror pasca ledakan bom bunuh diri di Surabaya. Tidak sedikit dari mereka juga membutuhkan penanganan traumatis untuk mengatur emosi pasca ledakan bom.

Trauma tidak hanya dialami mereka yang terdampak secara langsung oleh aksi teror. Mereka yang terpapar berbagai informasi sadis dan menyeramkan, juga rentan mengalami stres dan gelisah. Tidur jadi tidak nyenyak, bahkan bisa memicu asam lambung dan kekambuhan penyakit lainnya.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Veronica Adesla, psikolog dari Personal Growth menyampaikan beberapa tips agar kondisi kejiwaan tetap terjaga di tengah kemarahan, ketakutan, dan emosi yang campur aduk karena aksi teror. Di antaranya bisa disimak sebagai berikut.

Kenali diri sendiri

Foto: GettyImages
Batasi menonton atau membaca berita teror. Kenali diri Anda sendiri, cegah konsumsi informasi yang terlalu berlebihan, yang dapat mengganggu kesehatan mental Anda.

Atur emosi

Foto: Thinkstock
Gunakan rasa marah, sedih, takut atapun emosi negatif lainnya untuk berkontribusi menyebarkan energi positif. Contohnya seperti menyebarkan kata-kata baik dan kata-kata positif atau yang sesuai dengan bidang keahlian Anda.

Tetap waspada

Foto: thinkstock
Tetap beraktivitas dengan memperhatikan imbauan-imbauan dari pemerintah. Seperti misalnya, untuk tetap bekerja namun waspada untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang rawan.

Berkumpul dengan teman

Foto: thinkstock
Kelilingi diri Anda, baik secara langsung maupun tidak langsung (di media sosial) dengan orang-orang yang menghadirkan energi positif. Bertukar pola pikir yang membangun dan saling menguatkan satu sama lain.

Konsultasi

Foto: Thinkstock
Bila Anda mengalami gejala-gejala trauma pasca bom dan merasa butuh pertolongan, segera hubungi layanan psikologis pemulihan trauma oleh Psikolog Klinis ataupun konselor yang sudah dilatih untuk melakukan penanganan awal trauma. Layanan ini dapat dicari di Puskesmas, Rumah Sakit, Universitas (yang menyediakan layanan konseling oleh Psikolog Klinis atau konselor yang sudah dilatih untuk menangani trauma), Biro ataupun Klinik Psikologi.

Bila menemukan orang-orang di sekitar Anda mengalami gejala trauma yang mengganggu, segera ajak mereka untuk mencari bantuan professional (pada poin 5). Untuk korban terdampak langsung, segeralah datang ke Psikolog Klinis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental dan konseling pemulihan trauma.

Halaman 2 dari 6
Batasi menonton atau membaca berita teror. Kenali diri Anda sendiri, cegah konsumsi informasi yang terlalu berlebihan, yang dapat mengganggu kesehatan mental Anda.

Gunakan rasa marah, sedih, takut atapun emosi negatif lainnya untuk berkontribusi menyebarkan energi positif. Contohnya seperti menyebarkan kata-kata baik dan kata-kata positif atau yang sesuai dengan bidang keahlian Anda.

Tetap beraktivitas dengan memperhatikan imbauan-imbauan dari pemerintah. Seperti misalnya, untuk tetap bekerja namun waspada untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang rawan.

Kelilingi diri Anda, baik secara langsung maupun tidak langsung (di media sosial) dengan orang-orang yang menghadirkan energi positif. Bertukar pola pikir yang membangun dan saling menguatkan satu sama lain.

Bila Anda mengalami gejala-gejala trauma pasca bom dan merasa butuh pertolongan, segera hubungi layanan psikologis pemulihan trauma oleh Psikolog Klinis ataupun konselor yang sudah dilatih untuk melakukan penanganan awal trauma. Layanan ini dapat dicari di Puskesmas, Rumah Sakit, Universitas (yang menyediakan layanan konseling oleh Psikolog Klinis atau konselor yang sudah dilatih untuk menangani trauma), Biro ataupun Klinik Psikologi.

Bila menemukan orang-orang di sekitar Anda mengalami gejala trauma yang mengganggu, segera ajak mereka untuk mencari bantuan professional (pada poin 5). Untuk korban terdampak langsung, segeralah datang ke Psikolog Klinis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental dan konseling pemulihan trauma.

(up/up)

Berita Terkait