Virus Ebola sempat membuat geger dunia ketika mewabah tahun 2014 lalu di daerah Afrika Barat. Guinea, Sierra Leone, dan Liberia jadi negara yang terkena dampak paling buruk dengan jumlah korban meninggal mencapai ribuan orang.
Saat itu karena Ebola bukan virus populer peneliti masih tidak terlalu mengerti bagaimana menghadapinya. Otoritas seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mengaku kurang responsif sehingga akhirnya virus jadi ancaman global sampai wabah dinyatakan berakhir tahun 2016.
Beberapa tahun berlalu, gerak-gerik Ebola yang padam terlihat mulai muncul kembali. Kali ini di beberapa tempat terpencil di Republik Demokratik Kongo. Sampai 8 Mei 2018 ada 32 kasus baru yang dicurigai infeksi Ebola dan 18 di antaranya meninggal dunia.
Agar tragedi tidak terulang WHO sigap menyiapkan sekitar 4.000 vaksin Ebola untuk dipakai di Kongo. Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan pihaknya akan sesegera mungkin menjalankan vaksinasi.
"Kami masih mempersiapkan bahan yang dibutuhkan, terutama menyiapkan pendinginnya," kata Meoti seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/5/2018).
"Kapan vaksinasi bisa dimulai akan sangat bergantung dari persiapan ini," pungkasnya.
(fds/up)











































