Studi terbaru yang dilakukan oleh Public Health France melihat bahwa kebiasan merokok di Prancis mengalami penurunan yang signifikan. Setidaknya dari tahun 2016-2017 ada lebih dari satu juta orang yang diperkirakan berhenti merokok.
Mengapa bisa turun? Menurut studi kemungkinan karena keberhasilan berbagai program pemerintah yang menekan industri mulai dari menjual rokok dengan bungkus polos, memberikan subsidi untuk yang ingin berhenti, peningkatan cukai, hingga kampanye bulan bebas rokok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei melihat bahwa tahun 2016 lalu ada sekitar 29,4 persen orang usia 18-75 tahun yang merokok di Prancis. Angka tersebut berkurang tahun 2017 menjadi sekitar 26,9 persen.
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyambut kabar gembira tersebut. Menurutnya kebiasaan merokok hanya menjadi beban terutama bagi masyarakat di kelas menengah ke bawah.
"Rokok adalah jalan menuju ketimpangan, karena akan sangat membebani mereka yang kondisinya sudah memprihatinkan dan jadi semakin buruk," ungkap Agnes seperti dikutip dari BBC, Kamis (31/5/2018).
Meski Prancis melaporkan penurunan, studi lain melihat bahwa secara global konsumsi rokok justru meningkat. Analisa per negara melihat tren merokok hanya berpindah dari negara maju ke negara berkembang dengan angka kematian paling banyak terjadi di India, China, Rusia dan Amerika Serikat.
"Epidemi rokok sedang diekspor dari negara kaya ke negara berpenghasilan rendah dan menengah," tulis peneliti.











































