Nah saat tersebut di antara kita mungkin bisa muncul pertanyaan bagaimana silaturahmi dengan mantan kekasih? Apakah harus benar-benar putus atau memanfaatkan momen yang ada menjalin kembali hubungan.
Menurut psikolog dari Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani, MPsi atau yang akrab disapa Wita yang terpenting adalah niatnya. Berkabar dengan mantan tidak dilarang asal seseorang berhati-hati karena di balik niat itu kadang ada sebuah harapan yang khawatir tak terbalas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Boleh lah ngucapin Lebaran atau yang Nasrani kita ucapin Selamat Natal, ya nggak apa-apa juga. Tapi kita harus pastikan niatnya apa nih," ucap Wita beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau pun kita ngirim say hi, lupain harapan atau ekspektasi bakal dibalas. Yang penting gue udah ngucapin. Mau dia bales atau nggak bales, biarin ajah," pungkasnya.
Perasaan yang campur aduk entah marah, kesal, atau sedih ketika mencoba menghubungi mantan bisa jadi tanda bahwa mental belum siap. Menurut Wita seseorang bisa dikatakan stabil, tidak ada lagi beban emosi, saat ia tidak lagi merasakan marah atau sedih.











































