Boleh Dicoba, Pola Diet Para Pesepakbola di Piala Dunia 2018

Ivan Rakitic, gelandang timnas Kroasia, diketahui memiliki inteloransi gluten. Akibatnya, ia sering mengalami kembung, sakit perut, dan tak bisa beristirahat dengan normal.

Kondisi Rakitic membaik setelah ia mengubah total pola makannya dengan tidak lagi mengonsumsi gandum dan jelai. Dampaknya langsung terasa, Rakitic mengalami peningkatan performa dan tak lagi merasakan gangguan pencernaan, bahkan mengantarkan timnas Kroasi ke semi final Piala Dunia 2018.

Sebagai seorang pesepakbola, pola makan kapten timnas Inggris Harry Kane lebih banyak diisi dengan protein. Untuk sarapan, Kane mengonsumsi telur yang dipadukan dengan roti coklat dan bayam. Sedangkan untuk makan siang, ia memilih mengonsumsi ayam.

Kane hanya mengonsumsi karbohidrat pada siang atau malam hari. Di antara makan, Kane biasa mengonsumsi camilan sehat seperti kacang, biji-bijam, buah segar dan yoghurt.

Kevin de Bruyne, gelandang timnas Belgia, punya kebiasaan mengonsumsi banyak karbohidrat sebelum bertanding, lalu mengonsumsi protein setelahnya.

Untuk makan malam, ayam barbeque dan roti gandung dengan selada, tomat, alpukat dan wortel menjadi pilihannya.

Bintang timnas Brazil, Neymar, diketahui melakukan diet hiperkalori karena sempat terlalu kurus. Diet hiperkalori membuat Neymar makan hingga 2.600 sampai 3.000 kalori setiap harinya.

Sumber kalori Neymar pun secara spesifik dibagi-bagi jadi sekitar 60 persen berasal dari karbohidrat, 30 persen dari protein, sisanya 10 persen dari lemak vitamin dan makronutrien lainnya. Bayam, ikan, susu dan kacang-kacangan merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh Neymar.