"Walau mungkin tak dirasakan para penggemar dalam minggu ini, sepakbola baik untuk sarafmu. Pertandingan yang bagus benar-benar dapat membantu ingatan dan tubuhmu, sama baiknya seperti olahraga fisik," tutur Prof Alistair Burns, pakar demensia dari National Health Service England, dikutip dari Metro.
Ia melanjutkan, bagi orang-orang berusia lanjut dan sedang mengalami demensia atau kepikunan, menonton ulang pertandingan dapat menghidupkan kembali ingatan masa lampau, menghubungkan mereka dengan masa lalu dan membuat otak tetap aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga video: 'Jeruk Bantu Kita Cegah Pikun, Lho!'
Semuanya terkait dengan 'memori emosional', salah satu dari tipe utama dari memori dalam otak kita. Memori emosional diduga lebih kuat ketimbang memori faktual pada kejadian-kejadian personal.
Sehingga seseorang dapat merasakan kembali gairah atau momen ketegangan yang menstimulasi memori dan dapat menguatkan aktivitas otak. Bagi rekan Prof Burns, Tony Jameson-Allen, olahraga menyatukan komunitas dan generasi serta menghidupkan kembali jiwa dan emosi yang kuat.
"Tiap minggu kami menyaksikan dampak positif dari mengingat kembali momen-momen emas dari olahraga kepada kesehatan fisik dan mental dari pada member kami yang kebanyakan hidup dengan demensia," tuturnya.
"Momen-momen luar biasa ini dapat membawa kembali memori menakjubkan dan positif yang bisa digunakan untuk menyatukan generasi agar menanggulangi tiga tantangan terbesar yang dihadapi populasi yang menua, yakni demensia, depresi dan kesendirian," tandas Jameson-Allen.












































