"Prinsipnya kendala mutu dan biaya. Obat transplantasi ginjal, by pass jantung itu mahal, tapi tetap ada," tegas Kepala Humas BPJS Kesehatan, Nopi Hidayat kepada detikHealth, Selasa (17/7/2018).
Dibandrol dengan harga 25 juta rupiah untuk satu sesi terapi target kanker payudara, biaya sebesar itu memang dirasa sangat berat bagi para pasien kanker payudara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Digugat Pasien Kanker, Begini Tanggapan BPJS |
Namun, bukan karena biaya yang menjadi alasan utama BPJS Kesehatan menghapus trastuzumab dari jaminannya. Itu dikarenakan obat tersebut sudah diuji keefektifannya untuk pasien kanker payudara.
"Obat itu memang katastropik atau yang butuh biaya besar, kalau diasosiasikan ke biaya tentu besar. Tapi kembali lagi ke penjaminan mutu," tandasnya.
Dewan Pertimbangan Klinis yang dibentuk Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa obat trastuzumab tidak memiliki dasar indikasi medis untuk digunakan bagi pasien kanker payudara metastatik walaupun dengan restriksi.











































