Penelitian gabungan oleh University of London dan ESCP Europe Business School menemukan bahwa pegawai yang bekerja terlalu keras dengan intensitas yang tinggi lebih berisiko mengalami masalah kesehatan. Mereka juga tidak mengalami kenaikan karir lebih cepat daripada rekan-rekan lainnya.
"Peningkatan intensitas kerja membuat kualitas dan produktivitas pekerja turun," ungkap dr Aargyro Avoustaki dari ESCP Europe, dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan intensitas kerja membuat kualitas dan produktivitas pekerja turun,dr Aargyro Avoustaki dari ESCP Europe |
Di sisi lain, pekerja yang mendapat kebebasan lebih saat bekerja memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik. Mereka juga diketahui memiliki produktivitas dan loyalitas yang lebih besar kepada perusahaan.
Peneliti berpendapat bahwa intensitas kerja yang tinggi ditandai dengan deadline ketat dan ritme kerja yang cepat. Hal ini membuat karyawan lebih mudah lelah dan meningkatkan risiko burnout.
Avoustaki juga menyebut salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah membiarkan pegawai memilih sendiri jam kerjanya. Dengan begitu, ritme kerja pegawai bisa stabil dan tidak mengurasi energi emosional.
"Jika bisa memilih antara bekerja lebih intens atau perpanjang jam kerja, sebaiknya ambil pilihan kedua. Anda bisa menentukan ritme kerja sendiri, daripada harus mengejar ritme orang lain yang mungkin tidak cocok untuk Anda," tutupnya.











































