Psikolog dari Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan trauma psikologis memang rentan terjadi pada korban bencana alam seperti di Lombok. Dalam pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5), disebutkan bahwa salah satu ciri trauma psikologis adalah merasakan kejadian yang membuat trauma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian tubuh bereaksi seperti saat dulu peristiwa tersebut terjadi, seperti: panik, berkeringat, jantung berdegup kencang, bergetar, berteriak, mematung, menutup muka, ataupun berlari," terang Veronica lagi.
Dijelaskan Veronica, hal ini merupakan ciri-ciri seseorang mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Jika tidak diperhatikan secara seksama, memang akan sulit membedakannya dengan rasa takut biasa yang muncul di daerah bencana.
Namun, ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan oleh relawan atau tenaga kesehatan di daerah bencana. Salah satunya adalah korban sering berada dalam kondisi emosi negatif yang tidak sehat, seperti menangis, marah, dan takut secara terus-menerus.
Hanya saja Veronica mengingatkan bahwa untuk mendiagnosis seseorang mengalami trauma psikologis atau tidak, dibutuhkan pemeriksaan mendalam oleh seorang profesional, baik itu psikiater maupun psikolog.
"Diagnosa pasti hanya dapat ditegakkan oleh professional psikolog dan psikiater. Namun demikian, kita dapat membantu merekomendasikan saudara kita di Lombok yang mengalami gejala-gejala trauma untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut oleh psikolog ataupun psikiater," tutupnya.
(mrs/up)











































