Tidak Ada Batas Aman Konsumsi Minuman Beralkohol

Tidak Ada Batas Aman Konsumsi Minuman Beralkohol

Rosmha Widiyani - detikHealth
Minggu, 26 Agu 2018 08:05 WIB
Tidak ada batas aman konsumsi minuman beralkohol/Foto: thinkstock
Jakarta - Konsumsi minuman beralkohol berefek buruk bagi kesehatan meski hanya satu gelas setiap hari. Hasil riset yang dimuat jurnal Lancet ini berlawanan dengan keyakinan sebelumnya. Konsumsi anggur satu gelas sehari sempat dinyatakan baik untuk kesehatan.

Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah tertentu memang melindungi tubuh dari serangan jantung. Namun risiko kanker dan penyakit lain akibat kelebihan berat badan justru meningkat. Risiko meningkat seiring jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi dalam satu hari. "Kenyataannya tidak ada responden yang hanya minum satu gelas alkohol dalam sehari," kata pemimpin riset Max Griswold dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington.

Dilansir dari BBC, riset ini menempatkan konsumsi lima gelas minuman berlkohol sehari sebagai moderate drinking. Riset bertujuan mengetahui dampak jumlah konsumsi minuman beralkohol bagi kesehatan. Studi dilakukan di 195 negara termasuk Inggris dari 1990 hingga 2016. Peneliti membandingkan kesehatan responden usia 15 hingga 95 tahun sebelum dan setelah mengonsumsi minuman beralkohol.

Sebanyak 914 dari 100 ribu responden mengalami masalah kesehatan akibat konsumsi satu gelas minuman beralkohol sehari, misal kanker atau kecelakaan. Jumlah tersebut bertambah 63 orang dalam setahun seiring konsumsi yang menjadi dua gelas sehari. Jumlah tersebut menjadi 1.252 orang saat konsumsi minuman beralkohol menjadi lima gelas sehari.



Minuman beralkohol didefinisikan mengandung sedikitnya 10 gram alkohol. Kadar ini ditemukan dalam segelas kecil anggur dan sekaleng atau sebotol bir. Satu dari tiga di dunia diajari mengonsumsi minuman beralkohol sesuai kultur lingkungan. Hal ini menyebabkan sedikitnya 10 kasus korban tewas usia 15 hingga 49 tahun.

Salah satu peneliti Sonia Saxena mengatakan, riset juga memasukkan parameter lain dalam konsumsi alkohol. Parameter ini meliputi penjualan, kedatangan turis, frekuensi minum, dan jumlah konsumsi alkohol. Data yang komprehensif diharapkan bisa membantu pemerintah mengambil kebijakan konsumsi minuman beralkohol, serta dampak penyertanya.

Pemerintah Inggris sebelumnya sempat membatasi jumlah konsumsi minuman beralkohol tiap minggu. Namun aturan ini tidak efektif karena konsumsi alkohol cenderung selalu meningkat. Saxena berharap, data yang menyeluruh bisa menjadi bahan edukasi masyarakat. Masyarakat harus mengetahui risikonya sebelum memutuskan hendak mengonsumsi miniman beralkohol.






Tonton juga 'Es Krim Alkohol Ini Benar-benar Bisa Bikin Mabuk':

[Gambas:Video 20detik]

(up/up)