Rumah Sakit Masuk Kampung, Solusi Cerdas Atasi Akses Sulit di Bintuni

Rumah Sakit Masuk Kampung, Solusi Cerdas Atasi Akses Sulit di Bintuni

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Jumat, 31 Agu 2018 18:56 WIB
Rumah Sakit Masuk Kampung, Solusi Cerdas Atasi Akses Sulit di Bintuni
Tampak depan rumah sakit apung besutan RSUD Teluk Bintuni. Foto: Frieda Isyana Putri/detikHealth
Jakarta - Sebagai kabupaten terluas di Provinsi Papua Barat, Teluk Bintuni memiliki tantangan cukup berat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata bagi total 78.537 penduduknya. Sejumlah 24 puskesmas tersebar di 28 distrik (kecamatan) yang masih memiliki kesulitan untuk dijangkau baik lewat jalan darat maupun air.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teluk Bintuni sebagai satu-satunya rumah sakit di daerah tersebut punya perkembangan yang cukup pesat sejak peresmiannya di tahun 2011. Sebagai solusi mengatasi tantangan tersebut, rumah sakit ini mempunyai program yang dinamakan Rumah Sakit Masuk Kampung atau yang disebut dengan Rampung.

Dijelaskan oleh Direktur RSUD Teluk Bintuni, Dr Eka Widrian Suradji, PhD, program Rampung ini diadakan dengan pemikiran bahwa daripada masyarakat yang kesulitan menjangkau rumah sakit, maka rumah sakit yang akan mendatangi mereka. Dan tentu saja, layanan ini tidak dipungut biaya sama sekali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Pasien rumah sakit itu 80 persennya dari dua distrik, distrik Bintuni dengan Manimeri. Dari luar (distrik lain) hanya 20 persen, karena banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses rumah sakit karena geografis, tranportasi, komunikasi tidak tersedia. Gimana caranya supaya menjadi lebih baik? Kita akan mendekatkan pelayanan rumah sakit ke kampung-kampung," terangnya pada wartawan, Selasa (27/8/2018).

Rampung memiliki dua komponen, yang pertama komponen laut yang disebut rumah sakit (RS) apung menggunakan kapal bagi kampung-kampung yang berada di pesisir. Yang kedua adalah komponen darat, menggunakan mobil double gardan sebagai ambulans ke kampung yang berada di perbukitan dan dataran.

RS Apung menggunakan kapal berkapasitas 30 orang dan akan berlayar sebulan sekali. Di dalamnya terdapat apotek, ruang tunggu, ruang pemeriksaan obsgyn (USG), ruang istirahat, ruang operasi atau tindakan dan laboratorium.

Potret ruangan pemeriksaan obsgyn dan USG di rumah sakit apung.Potret ruangan pemeriksaan obsgyn dan USG di rumah sakit apung. Foto: Frieda Isyana Putri/detikHealth


Tenaga kesehatan yang akan bertugas di-rolling tiap keberangkatan. RS apung akan mendatangi beberapa kampung dengan perjalanan kurang lebih 5-7 hari, dengan sejauh ini kendala yang dialami adalah ombak yang dapat menghambat pelayanan.

Salah satu petugas, Yohanis Manibuy, menyebut masyarakat Teluk Bintuni sangat senang dan terbantu sekali dengan adanya rumah sakit keliling ini. Ia berharap ke depannya bisa maksimal untuk terus memberikan pelayanan kesehatan.

(frp/up)

Berita Terkait