Jakarta -
Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh, namun jika kadarnya terlalu tinggi bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Karena itu banyak imbauan untuk menjaga kadar kolesterol tetap pada ambang normal yakni tidak lebih dari 240 mg/dL.
Walau begitu, ada kondisi genetik tertentu yang dapat menyebabkan kolesterol menjadi tinggi yang disebut dengan familial hypercholesterolemia. Pengidapnya memiliki kadar kolesterol hingga 300 mg/dL atau lebih tinggi dan mungkin mengalami xanthoma (tanda kuning di kulit atau bengkak di bawah kulit).
Waspadai penyakit-penyakit berikut yang bisa timbul jika kadar kolesterolmu terbilang cukup tinggi:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit periferal vaskular
Foto: Thinkstock
|
Penyakit periferal vaskular atau arterial dapat terjadi akibat penumpukan plak kolesterol di dinding arteri. Sehingga menyebabkan penyumbatan aliran darah di dalamnya dan mengganggu penyuplaian darah ke ginjal, lengan, perut, tungkai dan kaki.
Gejala dari penyakit ini ditandai dengan keram, nyeri, kelelahan, nyeri di kaki saat beraktivitas atau berolahraga (disebut dengan intermittent claudication) atau rasa tidak nyaman di kaki. Pengidapnya berisiko tinggi mengalami serangan jantung, stroke atau amputasi kaki.
Penyakit ginjal kronis
Foto: Thinkstock
|
Kadar kolesterol yang abnormal sangat berbahaya bagi ginjal. Ada sebuah studi yang dilakukan pada 4500 pria dalam kurun waktu 14 tahun, di mana mereka yang memiliki kadar kolesterol 'baik' atau HDL yang rendah mengalami penurunan tingkat filtrasi glomerular (GFR) yang ada dalam fungsi ginjal.
Jika kadar GFR 60 atau lebih rendah biasanya berarti ada penyakit ginjal kronis. Faktanya, orang-orang yang mengalami masalah kolesterol dua kali lebih mungkin berisiko terkena penyakit tersebut.
Penyakit jantung koroner
Foto: thinkstock
|
Penumpukan plak di dalam arteri juga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Survei Sample Registration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.
Beberapa gejalanya yang perlu kamu waspadai antara lain: angina (nyeri dada), mual, kelelahan ekstrem, susah bernapas, nyeri di leher, tenggorokan, bagian perut atas atau punggung, mati rasa atau dingin di kaki dan tangan.
Diabetes
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Diabetes dapat mengganggu keseimbangan kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Disebabkan karena pengidap diabetes cenderung memiliki partikel LDL yang menempel pada dinding arteri dan lebih mudah merusaknya.
Glukosa juga menempel pada lipoprotein yang membuat kolesterol dapat mengalir melalui darah, sehingga jika glukosa menempel pada LDL dan bertahan di aliran darah lebih lama dapat menimbulkan pembentukan plak.
Selain itu, pengidap diabetes juga cenderung memiliki kadar HDL yang rendah dan trigliserida (gula darah) yang tinggi, sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya.
Penyakit periferal vaskular atau arterial dapat terjadi akibat penumpukan plak kolesterol di dinding arteri. Sehingga menyebabkan penyumbatan aliran darah di dalamnya dan mengganggu penyuplaian darah ke ginjal, lengan, perut, tungkai dan kaki.
Gejala dari penyakit ini ditandai dengan keram, nyeri, kelelahan, nyeri di kaki saat beraktivitas atau berolahraga (disebut dengan intermittent claudication) atau rasa tidak nyaman di kaki. Pengidapnya berisiko tinggi mengalami serangan jantung, stroke atau amputasi kaki.
Kadar kolesterol yang abnormal sangat berbahaya bagi ginjal. Ada sebuah studi yang dilakukan pada 4500 pria dalam kurun waktu 14 tahun, di mana mereka yang memiliki kadar kolesterol 'baik' atau HDL yang rendah mengalami penurunan tingkat filtrasi glomerular (GFR) yang ada dalam fungsi ginjal.
Jika kadar GFR 60 atau lebih rendah biasanya berarti ada penyakit ginjal kronis. Faktanya, orang-orang yang mengalami masalah kolesterol dua kali lebih mungkin berisiko terkena penyakit tersebut.
Penumpukan plak di dalam arteri juga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Survei Sample Registration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.
Beberapa gejalanya yang perlu kamu waspadai antara lain: angina (nyeri dada), mual, kelelahan ekstrem, susah bernapas, nyeri di leher, tenggorokan, bagian perut atas atau punggung, mati rasa atau dingin di kaki dan tangan.
Diabetes dapat mengganggu keseimbangan kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Disebabkan karena pengidap diabetes cenderung memiliki partikel LDL yang menempel pada dinding arteri dan lebih mudah merusaknya.
Glukosa juga menempel pada lipoprotein yang membuat kolesterol dapat mengalir melalui darah, sehingga jika glukosa menempel pada LDL dan bertahan di aliran darah lebih lama dapat menimbulkan pembentukan plak.
Selain itu, pengidap diabetes juga cenderung memiliki kadar HDL yang rendah dan trigliserida (gula darah) yang tinggi, sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya.
(frp/up)