Menurut psikolog, gaya bahasa dalam percakapan sehari-hari dipengaruhi oleh lingkungan. Baik lingkungan keluarga, pertemanan, maupun di sekolah. Gaya berbahaya yang dipakai di lingkungan akan membentuk gaya bahasa seorang remaja.
"Ketika seorang anak sejak kecil terbiasa untuk diajak bicara dengan bahasa Inggris bercampur dengan bahasa Indonesia seacara tidak konsisten, maka hal ini akan terus terbawa dalam percakapan sehari-hari juga," kata Veronica Adesla, seorang psikolog klinis dari Personal Growth, saat dihubungi detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 7 Mitos dan Fakta tentang Anak Bilingual |
Banyaknya sekolah internasional di kawasan Jakarta Selatan, disebut turut mempengaruhi tren berbahaya di kalangan remaja. Di sekolah-sekolah tersebut, bahasa pengantar yang dipakai di kelas memang bukan cuma Bahasa Indonesia.
Terlepas dari gaya berbahasa, menurut Veronica yang terpenting dalam berkomunikasi adalah ketersampaian pesan. Semua bahasa tentu baik dipakai selama yang diajak berbicara bisa menangkap apa maksudnya.
"Gunakanlah bahasa yang nyaman, sesuai dengan dengan konteks dan 'nyambung' dalam bercakap sehari-hari," pesan Veronica.
Baca juga: Cuitan Kocak Netizen Soal Gaya Anak Jaksel |












































