Sampai Titik Manakah Guyonan 'Anak Jaksel' Mulai Tidak Lucu Lagi?

Kesehatan Jiwa

Sampai Titik Manakah Guyonan 'Anak Jaksel' Mulai Tidak Lucu Lagi?

Christantio Utama - detikHealth
Kamis, 06 Sep 2018 17:06 WIB
Sampai Titik Manakah Guyonan Anak Jaksel Mulai Tidak Lucu Lagi?
Salah satu joke 'Anak Jaksel' yang viral di media sosial (Foto: internet)
Jakarta - Guyonan mengenai 'Anak Jaksel' memang dapat membuat sebagian orang terhibur karena dianggap lucu dan unik. Namun ada juga yang menganggap guyonan tersebut menyebalkan ketika sudah mulai berlebihan.

Veronica Adesla seorang psikolog klinis dari Personal Growth, menyebut ada beberapa batasan antara bercanda dengan bully atau pelecehan. Antara lain dilihat dari dampaknya. Jika sudah mengganggu keharmonisan atau kesejahteraan, maka sudah bukan bercanda lagi.

"Selanjutnya, mengandung unsur diskriminasi. Yang terakhir, menyebabkan konflik di lingkungan ataupun masyarakat," jelasnya kepada detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Setelah mengetahui batasan antara bercanda dengan yang namanya bullying atau pelecehan, ada baiknya juga untuk kita membatasi diri agar tidak menyinggung perasaan orang lain melalui sebuah guyonan.

"Cara membatasi diri adalah dengan tidak meneruskan ataupun melanjutkannya sebagai guyonan. Respect (menghargai) terhadap keunikan dan perbedaan. Biarkan topik 'Anak Jaksel' ini berlalu dan tidak perlu dibahas-bahas lagi," jelas Veronica.

"Ada bahasan yang lebih penting yaitu bagaimana menjadi remaja yang produktif dan gemilang untuk Indonesia maju dan bersatu," tutupnya.

(up/up)
Lelucon 'Anak Jaksel'
7 Konten
Lelucon tentang gaya bahasa 'Anak Jaksel' sedang viral di media sosial. Menghibur sih, tetapi sampai pada titik tertentu bisa saja menyinggung perasaan. Adakah pengaruhnya pada kesehatan jiwa?

Berita Terkait