Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Untung Suseno Sutardjo, menyebutkan bahwa stroke sangat erat kaitannya dengan gaya hidup. Meningkatnya angka stroke saat ini terjadi karena perubahan gaya hidup yang tidak semakin baik, oleh karena itu untuk mencegah stroke harus lewat perubahan gaya hidup jadi lebih sehat.
"Makanannya yang jangan terlalu banyak yang berlemak, banyak sayuran dan olahraga. Kemudian kalau punya risiko untuk stroke, seperti hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lainnya harus rajin periksa dan menjaga supaya jangan sampai strokenya muncul," tutur Untung kepada detikHealth, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Olahraga
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Keempat penyakit di atas merupakan resep paling tepat untuk menimbulkan stroke. Sehingga sangat disarankan untuk lebih aktif bergerak. Tak perlu berlari marathon, olahraga selama 30 menit dalam 5 hari seminggu saja sudah cukup. Atau lebih banyak gerak saat berada di kantor.
Makan makanan sehat
|
Foto: Instagram
|
Makan daging tanpa lemak untuk asupan protein terbaik, serta makanan tinggi serat. Jauhi makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh karena dapat menyumbat arteri. Hindari pula makanan olahan dan kurangi garam karena bisa memicu darah tinggi.
Perhatikan kolesterol
|
Foto: Thinkstock
|
Mengatur kolesterol dengan menghindari makanan-makanan yang tinggi akan kandungannya. Selingi dengan olahraga yang rutin. Jika masih belum cukup, periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan obat.
Baca juga: 8 Faktor Risiko yang Bisa Sebabkan Kadar Kolesterol Tinggi
Jangan abaikan dengkuran
|
Foto: thinkstock
|
Oleh karena itu, dengkuran keras bisa berisiko tinggi stroke akibat otak tidak tersuplai cukup oksigen dan menaikkan tekanan darah.
Rutin meminum obat
|
Foto: Thinkstock
|
Pada orang yang sebelumnya pernah mengalami stroke, pastikan selalu meminum obat yang diberikan dokter. Setidaknya 25 persen pengidap stroke berhenti meminum beberapa obatnya dalam waktu 3 bulan, dan hal tersebut berbahaya karena bisa mengakibatkan rekurensi atau kekambuhan.
Selain itu, mengonsumsi obat pengencer darah juga bisa membantu mencegah stroke sekaligus serangan jantung. Namun untuk meminumnya diperlukan konsultasi dokter. Jangan berikan obat pengencer darah pada orang-orang yang menunjukkan gejala stroke.
Halaman 2 dari 6











































