Stem cell sendiri sebetulnya bukan jawaban atas semua gangguan yang dialami masyarakat. Ada kondisi tertentu yang memungkinkan pasien menerima terapi stem cell.
"Terapi tidak bisa diberikan pada pasien yang mengalami gangguan gen, misal penderita down syndrome dan autisme spektrum red syndrome," kata peneliti sel punca dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Radiana Antarianto, Senin (17/9/2018).
Terapi stem cell bersifat lokal bukan sistemik yang mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Sementara, gangguan sel bersifat sistemik yang berpengaruh pada sistem kerja organ tubuh. Hal inilah yang menyebabkan stem cell bukan jawaban utama, terhadap penyakit akibat gangguan genetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini stem cell lebih banyak diberikan pada pasien dengan gangguan tulang atau osteoarthritis. Sebanyak tiga kolegium tengah mengajukan diri untuk menyusun layanan terapi stem cell terstandar. Kolegium tersebut adalah orthophedi dan traumatologi, bedah plastik, dan penyakit dalam.











































