Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan jumlah penderita stroke menjadi 12,1 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data dari Survey Kemenkes 2014, 21,1 persen penyebab kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 252 juta penduduk dan terdapat 3.049.200 di antaranya yang menderita penyakit stroke. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Brunei Darussalam yang berjumlah sekitar 400 ribu jiwa, penderita stroke di Indonesia bisa diibaratkan 6 kali lipat dari jumlah penduduk negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut spesialis saraf dr Muhammad Kurniawan, SpS (K) dari RS Cipto Mangunkusumo, faktor penyebab peningkatan jumlah penderita stroke antara lain lifestyle orang Indonesia yang cenderung malas.
"Nggak bisa dipungkiri ya kalau masih banyak masyarakat kita yang malas, malas olahraga apalagi jalan kaki. Deket aja mesen ojek online," ujarnya saat dijumpai detikHealth pada acara Konferensi Pers XANAP di Hotel Double Tree Jakarta, Kamis, (20/9/2018).
Faktor kedua yang bisa memicu terjadinya stroke adalah genetik. Namun, jika gaya hidup dijaga dengan baik maka risiko terkena stroke bisa terhindarkan.
"Misal, orang tuanya punya riwayat diabetes dan stroke. Memang untuk faktor genetik akan gampang menurun ke anaknya. Tetapi, anaknya ngontrol nih. Makanannya dijaga, rajin olahraga, nah ini (penyakitnya) bisa nggak muncul," tutupnya.











































