Spesialis syaraf dr Muhammad Kurniawan, SpS (K) dari RS Cipto Mangunkusumo bercerita pernah menangani pasien stroke termuda yang masih berumur 23 tahun. Menurutnya, konsumsi junk food berlebihan, kurang aktivitas seperti gerak dan olahraga berpotensi menyebabkan stroke pada kalangan muda.
"Sedentary lifestyle itu biasanya paling banyak di Indonesia ya khususnya pada kaum muda. Makannya fast food, kerjaannya lebih banyak duduk di belakang meja, ke mana-mana naik ojek, malas jalan kaki," ujarnya saat ditemui detikHealth baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari MedicalNews, sedentary lifestyle adalah suatu kebiasaan yang minim aktivitas fisik atau kurang gerak. Lebih menyukai duduk atau berbaring dan jarang mengeluarkan energi untuk bergerak. Hal ini sejalan dengan kebiasaan kaum millenial yang seringkali memilih untuk duduk bermain gadget atau laptop daripada berolahraga santai minimal 30 menit dalam sehari.
"Tidak henti-hentinya ya kita ingatkan untuk olahraga, jaga pola makan. Kalau perlu ketika kita sudah merasa ada yang tidak nyaman pada tubuh seperti tiba-tiba menjadi lemas ada baiknya segera konsultasi ke dokter," tambahnya.
Oleh karena itu, dr Kurniawan menyarankan agar melakukan langkah pencegahan awal untuk menghindari serangan stroke. Ditakutkan ketika pasien tidak mendapatkan penanganan yang baik di awal, muncul gejala sisa seperti mulut yang miring sampai kelumpuhan separuh badan.











































