Dikutip dari Psychology Today, sensed presence biasanya terjadi pada orang yang berada di tempat berbahaya atau aneh. Kondisi manusia yang sedang tertekan, sedih, atau murung juga menyebabkannya merasa melihat, dikunjungi, atau ditemani sesuatu.
"Sangat tidak beralasan jika pengalaman dengan hantu, roh halus, atau entitas gaib lainnya datang dari lingkungan yang biasa saja," kata psikolog sosial Frank T. McAndrew.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McAndrew menjelaskan, ahli psikologi evolusi sepakat pengalaman melihat entitas gaib juga dipicu agency-detection mechanism. Mekanisme ini berevolusi dari yang semula untuk melindungi manusia dari musuh dan pemangsa. Hal ini biasa terjadi saat individu berada di tempat yang gelap, sepi, atau berbahaya. Individu cenderung lebih fokus menghadapi situasi di sekitarnya untuk mengantisipasi kemungkinan bahaya. Manusia bisa saja salah perhitungan karena reaksi lebai pada situasi yang serba ambigu.
Riset Kirsten Barnes dan Nicholas Gibson menunjukkan, pengalaman supernatural kebanyakan terjadi pada situasi yang mengancam atau ambigu. Individu yang pernah mengalami paranormal activity cenderung mudah empati dan terserap dalam pengalaman seseorang. Kendati tak memungkiri adanya makhluk gaib, pengalaman melihat hantu menjadi pengingat untuk selalu hati-hati tanpa perlu bertindak berlebihan.











































