Kisah Aldi 'Life of Pi' Bertahan dari Risiko Mati Dehidrasi

Jakarta - Aldi Novel Adilang, pemuda asal Manado berumur 19 tahun menjadi sorotan publik. Terombang ambing selama 49 hari di laut lepas, berbagai cara ia lakukan untuk bertahan hidup hingga akhirnya diselamatkan oleh Kapal Panama MV Arpeggio di Perairan Guam.

Aldi menuturkan bahwa persediaan di rompong atau kapal rakit hanya cukup untuk seminggu saja. Oleh karena itu, dia harus menghemat bahan makanan dan air minum yang tersedia.

"Minum sehari hanya tiga teguk, kalau makan biasa ikan bakar atau ikan mentah," ujar Aldi saat ditemui di kantor detikcom, Jumat (28/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat persediaan air minum habis, cara Aldi untuk melawan dehidrasi cukup ekstrem. Pasalnya, dia hanya memiliki air laut di sekitarnya. Kandungan garam pada air laut bisa membuat orang semakin dehidrasi. Untuk mengurangi rasa asin, yang dia lakukan adalah mengisap air dari kaus yang telah dicelupkan ke air laut.

"Ketika air habis, saya minum air laut. Kaus yang saya punya, saya rendam ke air laut kemudian saya hisap air melalui kaus. Itu saya lakukan selama 4 hari lebih" tambahnya.

Dikutip dari Howstuffworks, jika udara sangat panas dan tidak ada air, maka dehidrasi bisa terjadi dalam waktu satu jam saja. Namun, jika kondisi sekitarnya tidak terlalu panas atau dingin, seseorang bisa bertahan tanpa air 3 sampai 5 hari.

Orang yang kehilangan banyak cairan akan ditandai dengan mulut kering, mata cekung, jantung berdetak cepat, mudah tersinggung, muntah dan diare. Tahap akhir dari dehidrasi adalah tubuh mengalami shock yang ditandai dengan kulit biru keabu-abuan dan dingin jika disentuh.

Sebagian besar tubuh manusia berisi cairan. Kekurangan air dapat mengakibatkan dehidrasi yang berujung pada kematian. Manusia bisa bertahan tanpa makan selama 10 hari, tetapi hanya bisa bertahan maksimal 5 hari tanpa air.

(up/up)